Indonesia Bantu Produksi Vaksin di Tunisia-Maroko
Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama Bappenas dengan Badan POM, Kementerian Kesehatan, dan Bio Farma melalui program Reverse Linkage dengan Islamic Development Bank, serta diikuti perwakilan dari Kementerian Kesehatan Tunisia, Institute Pasteur de Tunis, Direktorat obat dan Farmasi Kementerian Kesehatan Maroko, Insitute Pasteur du Maroc, dan Badan Kefarmasian Maroko.
Direktur Utama Bio Farma, M Rahman Roestan memaparkan, selain pertemuan dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas dan jajarannya, dalam kegiatan itu juga akan dipaparkan materi mengenai kebijakan pengembangan kesehatan di Indonesia, Selain itu ada berbagi pengetahuan mengenai kebijakan kesehatan dan farmasi di Maroko, serta materi dan kunjungan ke Badan POM dan Kementerian Kesehatan.
Sedangkan pada Selasa, 28 Agustus 2018, bertempat di kawasan Bio Farma di Bandung, akan disampaikan paparan dari Dirut Bio Farma tentang strategi penyediaan vaksin untuk kebutuhan nasional dan global.
“Maroko dan Tunisia merupakan anggota dari organisasi kerja sama Islam (OKI), sehingga jangka panjang perlu mempersiapkan diri untuk kemandirian produksi vaksin di negara anggota OKI. Mereka tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengembangan vaksin guna memenuhi kebutuhan vaksin domestik di negaranya,” paparnya.
Ia memaparkan, lebih dari 140 negara telah menggunakan produk vaksin Bio Farma terutama negara-negara berkembang, dan 50 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam OKI. [Ant]