Dalamnya Makna Tumpeng HUT ke-50 YHK 

Editor: Koko Triarko

JAKARTA  – Pada puncak perayaan HUT ke-50 Yayasan Harapan Kita (YHK) di Sasono Utomo Taman Mini Indonesia (TMII), Jakarta, Kamis (23/8/2018), Ketua Umum YHK, Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut Soeharto), memotong tumpeng, didampingi Ketua Pembina YHK, Soehardjo Soebardi.
Perlahan, Mbak Tutut memotong tumpeng dengan pisau di tangannya. Lalu, tumpeng itu disajikan di atas sebuah piring dan ditaburi lauk pauk sebagai pelengkapnya.
Kemudian tumpeng itu diberikan kepada Ketua Pembina YHK, Soehardjo Soebardi. Suasana pun terlihat khikmat berlandas ucapan syukur kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
“Tumpeng ini ucapan syukur kepada Tuhan Yang Esa, atas berkah perjalanan panjang pengabdian YHK untuk bangsa dan negara Indonesia,” ucap Mbak Tutut.
Dijelaskan, tumpeng bentuknya seperti gunung mengarah ke atas, bermakna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berhias bentuk wahana memberi makna sebagai manusia yang tidak sempurna,  senantiasa harus bersyukur dan berbagi kebahagiaan kepada sesama.
“Bentuk tumpeng seperti gunung melambangkan kekokohan iman dan keyakinan kita, sehingga doa-doa kita untuk mewujudkan harapan Ibu Tien Soeharto menyejahterakan masyarakat Indonesia dikabulkan oleh Allah SWT,” ujarnya.
Begitu pula dengan warna kuningnya tumpeng, yang dalam bahasa Jawa, kuning itu artinya doanya dikabulkan.
Terbukti, banyak prestasi yang sukses ditorehkan YHK dalam perjalanan panjang 50 tahun. Di antaranya, membangun TMII, Perpustakaan Nasional, Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB), Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Yayasan Pembinaan Anak Cacad (YPAC) dan Sekolah Luar Biasa (LSB), Taman Anggrek Pesona Indonesia, Padepokan Pencak Silat TMII, Masjid Agung At Tin, dan banyak lagi.
Kesemua itu dipersembahkan YHK kepada masyarakat Indonesia, utamanya yang kurang mampu. Sehingga mereka bisa merasakan manfaat pembangunan kesejahteraan ini, baik di bidang rekreasi dan edukasi, budaya, kesehatan dan pendidikan.
Berlanjut ke makna tumpeng bertabur aneka lauk pauk. Hidangan tumpeng yang lengkap ini, tersaji ayam goreng, ikan goreng, sayuran dan lainnya. Tentu ini mengandung makna, bahwa kekayaan alam Indonesia harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.
Makna menjaga ini pun senantiasa tergambar dalam pengabdian YHK bagi masyarakat Indonesia. Yakni, menjaga amanah Ibu Tien Soeharto dalam berbagai kegiatan pelestarian budaya bangsa. Begitu juga dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
“Amanah dan harapan-harapan Ibu Tien Soeharto membangun untuk Indonesia, komitmen akan kami jalankan dengan berlandaskan doa kepada Allah SWT, agar semua itu terwujud,” pungkasnya.
Lihat juga...