Pemanfaatan Aspal Plastik Lebih ke Pelestarian Lingkungan
Erwanto menjelaskan, usia jalan yang dihampar aspal yang dicampur limbah plastik, berdasarkan hasil kajian Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pusjatan PUPR) meningkat dalam kisaran empat sampai enam persen.
Lebih jauh, Kepala Pusat Litbang Industri Hijau Kementerian Perindustrian, Teddy Caster Sianturi, sependapat pengembangan teknologi aspal limbah plastik bukan melihat nilai ekonomisnya, tetapi aspek lingkungan berupa pengurangan limbah plastik menjadi pertimbangan utama.
“Kami mengadopsi India yang sudah berhasil membangun jalan sepanjang 200 kilometer dengan memanfaatkan teknologi campuran aspal dengan limbah plastik yang ternyata minim biaya pemeliharaan karena aspal ini lebih tahan air dan sangat fleksibel,” ujar dia.
Teddy mengatakan, kehadiran Pusjatan Kementerian PUPR dan BPPT merupakan kombinasi yang bagus untuk mengkaji lebih jauh teknologi ini terutama melihat dari berbagai aspek baik itu lingkungan, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
Menurut Teddy kalau melihat kondisi di Indonesia maka pemerintah memiliki peranan penting untuk pengembangan teknologi ini di antaranya dengan memberikan intensif bagi industri berupaya mengurangi limbah plastik baik melalui daur ulang atau ada upaya lain.
“Saya rasa pemerintah harus hadir di sini agar pemanfaatan limbah plastik memiliki nilai tambah sehingga perusahaan/ masyarakat akan ikut terlibat di dalamnya,” ujar dia.
Sedangkan General Manager Polymer Technical Service and Product Development PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Edi Rivai, mengatakan penggunaan teknologi aspal limbah plastik untuk jalan di lingkungan pabrik sebagai upaya memberikan motivasi kepada perusahaan dan masyarakat untuk mengelola limbah plastik dengan baik.