BEIJING — Para pelajar Indonesia di Nanning, China mengangkat budaya Sunda dalam pentas seni drama dan tari dengan lakon “Sangkuriang dan Tujuh Bidadari”.
“Setiap tahun kami menggelar pentas seni. Tahun ini kami mengangkat budaya Sunda,” kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Nanning, Annisa Harapuspa, di Beijing, Selasa (12/6/2018), mengenai pesta budaya “Portray of Sundanese” yang digelar Sabtu (9/6) malam itu.
Pementasan diawali dengan peragaan sejumlah busana daerah di Indonesia yang dibawakan oleh mahasiswa China yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia.
Kegiatan juga dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dirangkai dengan lagu-lagu daerah yang dibawakan oleh mahasiswa setempat.
Penonton pun mulai memadati kursi ruang pertunjukan begitu lakon “Sangkuriang” mulai dipentaskan di Concert Hall, Fakultas Seni, Guangxi University for Nationalities (GUN) itu.
“Kami tidak menduga antusiasme penonton begitu tinggi. Kursi yang kami sediakan tidak mampu menampung seluruh penonton,” kata Annisa didampingi Khanti Brillianty selaku ketua panitia “Portray of Sundanese”.
Sebanyak 70 pelajar Indonesia dan pelajar China dilibatkan dalam acara yang digelar di Ibu Kota Daerah Otonomi Guangxi Zhuang yang berbatasan langsung dengan Vietnam itu.
Turut hadir dalam pentas seni tersebut, Konsul Jenderal RI untuk Guangzhou Gustanto, Dekan Fakultas Pendidikan GUN Cui Wan’an, mantan Wali Kota Nanning Ke Ziqing, Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Budaya Asia Tenggara GUN Lu Jinqiang, dan Wakil Direktur Departemen Internasional GUN Zhang Xinlei.
“Kami ingin memperkenalkan budaya Sunda kepada masyarakat China, khususnya di Nanning,” ujar Annisa.