Lebaran 2018, Momen Berkumpulnya Warga Kampung Akuarium
Perkembangan dengan berkumpulnya sebagian warga Kampung Akuarium pada saat Lebaran 2018, dinilai oleh para warga merupakan titik balik mereka dalam pencarian hak untuk tinggal di lokasi tersebut.
“Pada tahun ini memang menjadi titik balik warga setempat yang ditandai dengan selesainya pembangunan selter pada bulan Maret dan rampungnya musala pada bulan Mei,” kata Koordinator Wilayah Kampung Akuarium Dharma Diani yang juga menitikan air mata saat ditemui usai salat Ied.
Selain itu, pengembalian kartu identitas kependudukan mereka. “Dengan itu semua, saya dan warga lainnya seperti diakui lagi sebagai manusia. Saya berharap ke depannya kondisi warga lebih baik lagi,” kata Dharma Diani.
Titik balik tersebut juga dirasakan oleh Kahar (21) yang mengaku tinggal di Kampung Akuarium sejak lahir dan sejak tahun lalu dia mengontrak kamar indekos agar dekat dengan tempat kerjanya yang bergerak di bidang produksi jendela.
Pada tahun ini, dia memanfaatkan hari libur untuk bertemu kedua orang tuanya di Kampung Akuarium yang berkondisi lebih baik daripada 2 tahun belakangan.
“Ini lebaran pertama yang ada selter sejak penggusuran, kisah sedih kemarin sudah mulai dilupakan,” kata Kahar.
Bahkan, pada tahun ini, menurut dia, relatif banyak warga setempat yang bisa berlebaran di kampung halamannya masing-masing dengan tenang.
“Memang setelah digusur, banyak yang sedih dan nangis, mereka semua bingung. Oleh karena itu, tidak mudik,” ujarnya.
Kampung Akuarium bersama tiga wilayah permukiman padat lainnya di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa (Kampung Luar Batang, Pasar Ikan, dan kawasan Pasar Ikan) memang digusur sejak 2016 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Warga korban gusuran yang ber-KTP DKI Jakarta diarahkan untuk menempati sejumlah rumah susun.