Debat Pilkada Sikka Belum Menjawab Harapan Masyarakat
Editor: Mahadeva WS
MAUMERE – Debat pilkada yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sikka pada 1 Juni 2018 dinilai belum menjawab harapan dan keinginan masyarakat.
“Bagaimana mungkin ajang tersebut menjawab harapan rakyat kalau yang ikut menyaksikan debat adalah pendukung fanatik yang notabene adalah mereka yang sering bersama dan membuat konsep jawaban disetiap pertanyaan panelis,” kritik mantan Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Sikka, Mus Muliadi, Senin (4/6/2018).
Menurut Mus, rakyatlah yang seharusnya menjadi tuan rumah debat paslon pilkada. Rakyatlah yang menilai setiap jawaban dari ketiga Pasangan Calon (Paslon) serta berhak menentukan pilihan sesuai kebutuhannya.
“Bagi kita yang berpikir jernih, ajang ini sangat tidak demokratis. Bagaimana mungkin Pesta rakyat ini dibuat di dalam gedung yang hanya mampu menampung kurang lebih 500 orang di dalamnya,” tandasnya.
Masyarakyat Kabupaten Sikka yang mempunyai hak pilih ada 187.672 orang. Jumlah tersebut tersebar di 21 kecamatan dan 147 desa dan 13 kelurahan yang ada di Kabupaten Sikka. Mereka yang sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap tersebutlah yang memiliki hak untuk menilai.
“Dari sisi penyebaran informasi dan komunikasi, ajang ini justru tidak memanfaatkan secara maksimal media lokal yang ada. Di Kabupaten Sikka ada begitu banyak media lokal yang seharusnya dimanfaatkan sebagai corong informasi,” ujarnya.
Selain itu, ada begitu banyak orang di Kabupaten Sikka yang sebenarnya memiliki kemampuan menjadi moderator. Namun panitia lebih percaya kepada orang luar yaitu penyiar salah satu televisi swasta di Jakarta.