Tiga Peneliti Indonesia Dapat Penghargaan dari Prancis

Ilustrasi peta wilayah Prancis - Dok CDN

Hlne Schtzenberger, yang juga putri dari Profesor Marcel-Paul, menyampaikan penganugerahan Prix Mahar Schtzenberger dilangsungkan sejak tahun 1991 sebagai bentuk kepedulian AFIDES terhadap pengembangan sains Indonesia.

Kepada pemenang, AFIDES memberikan penghargaan berupa uang dan piagam. Selain itu, AFIDES juga memberikan medali unik yang menggambarkan gedung Academie des Sciences Prancis di satu sisi dan gambar wajah Supartinah Pakasi, salah satu tokoh pendidikan Indonesia, yang juga kakak dari istri Profesor Marcel-Paul Schtzenberger.

KUAI KBRI Paris, Agung Kurniadi, menyampaikan terima kasih dan apresiasi pemerintah Indonesia terhadap inisiatif dan dedikasi AFIDES untuk pengembangan sains Indonesia.

Dikatakannya kegiatan AFIDES ini adalah salah satu kerja sama bilateral nyata antara Indonesia-Prancis dan berharap akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Selain itu, Agung berpesan kepada pemenang untuk menjadikan penghargaan ini sebagai motivasi dalam menjadi peneliti unggulan Indonesia di masa datang.

Puncak pemberian penghargaan adalah presentasi hasil riset dari ketiga pemenang. Arief Wicaksana menampilkan riset terbaru untuk meningkatkan kinerja mikroprosesor FPGA (Field-Programmable Gate Array).

Sementara, Rifan Hardian mempresentasikan hasil penelitian dalam upaya membuat material baru yang lebih efisien, efektif dan aman, untuk menangkap, memisahkan, dan menyimpan gas sekaligus. Senada dengan Rifan, Vinsensia yang berasal dari laboratorium yang sama mengembangkan material komposit untuk keperluan baterai mikro.

Apa yang dilakukan ketiga pemenang menggambarkan riset unggulan utama Prancis. Di luar kimia dan material komposit, Prancis sangat kuat di bidang transportasi, ekoteknologi dan nanoteknologi. Acara pemberian penghargaan diselingi dengan dua tarian nusantara dan ditutup dengan makan malam bersama. (Ant)

Lihat juga...