Tiga Peneliti Indonesia Dapat Penghargaan dari Prancis

Ilustrasi peta wilayah Prancis - Dok CDN

LONDON  – Tiga peneliti muda Indonesia bidang sains yang tengah menyelesaikan disertasinya di Prancis mendapat penghargaan Prix Mahar Schtzenberger dari Asosiasi Franco-Indonesia untuk Pengembangan Sains (AFIDES).

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Paris, Surya Rosa Putra, Jumat mengatakan, ketiga peneliti tersebut adalah Arief Wicaksana dari Departemen TIMA (Teknik Informatika dan Mikroelektronika untuk Arsitektur) Universitas Grenoble-Alpen, Rifan Hardian dari program Kimia, Universitas Aix-Marseille, dan Vinsensia Ade Sugiawati juga dari departemen Kimia, Universitas Aix Marseille – Marseille.

Menurut Surya Rosa Putra, ketiga pemenang diseleksi dari 12 kandidat berasal dari mahasiswa tahun kedua program doktoral. Jumlah mahasiswa program doktoral asal Indonesia tercatat di Kementerian Pendidikan Nasional Prancis tahun 2018 sebanyak 118 orang.

Pemberian penghargaan dihadiri Presiden AFIDES, Hlne Schtzenberger, Kuasa Usaha AdInterim KBRI Paris, Agung Kurniadi, para juri, perwakilan dari Kementerian Pendidikan Nasional Prancis, beberapa peneliti dari perguruan tinggi Prancis, mahasiswa Indonesia di negara tersebut, serta staf KBRI Paris.

Penghargaan Mahar Schtzenberger lahir dari gagasan Profesor Marcel-Paul Schtzenberger pada tahun 1988, saat dia diangkat sebagai anggota Acadmie des Sciences Perancis (organisasi elite ilmuwan Prancis yang setara dengan Royal Society of London, Inggris).

Pemberian penghargaan itu bertujuan untuk mempererat hubungan dengan Indonesia yang dijalin Profesor Schtzenberger sejak tahun 1951, ketika dia mengikuti misi WHO untuk pemberantasan penyakit infeksi kronis tropis. Nama Mahar Schtzenberger yang digunakan di sini diambil dari nama putranya yang meninggal dunia saat menempuh pendidikan di Ecole Polytchnique Paris tahun 1980.

Lihat juga...