Tak Ada Toleransi bagi Terorisme

Ilustrasi - Aparat Densus 88 siaga - Dok CDN

“Peristiwa pengeboman di Surabaya itu menunjukkan bahwa aksi terorisme masih ada di sekitar kita. Selain peran dari aparat, kita juga bisa pro-aktif melaporkan kepada aparat, jika ada aktivitas mencurigakan di lingkungan kita,” ujarnya.

Dia juga meminta kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang dan tidak menyebarkan gambar atau video kejadian tersebut, karena ini juga dapat menyebarkan “teror” kepada masyarakat lain, dan membuat teroris senang merasa aksinya berhasil.

Sebelumnya terjadi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.

Polda Jawa Timur menyatakan korban sementara serangan bom di tiga gereja yang ada di Surabaya, Minggu hingga pukul 13.00 WIB berjumlah 10 orang.

“Sebanyak 10 korban meninggal dunia ada delapan korban yang belum diidentifikasi karena masih olah TKP dan identifikasi,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim.

Barung menjelaskan, satu orang korban bom yang dirawat di RS Bedah Surabaya meninggal dunia.

“Yang meninggal tambah satu di RS Bedah dan satu RSUD Dr Soetomo. Jadi jumlahnya 10 dan yang dirawat ada 41 orang,” kata Barung.

Untuk identifikasi nama korban, umur dan jenis kelamin baik yang di tempat kejadian perkara (TKP) maupun RS, Barung belum bisa menyampaikannya sampai kedatangan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Jatim. (Ant)

Lihat juga...