Permintaan Gula di Tahun Politik Diprediksi Naik

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

BANJARMASIN — Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalsel, H Aftahuddin memprediksi kenaikan permintaan gula pada momen Ramadhan di 2018 naik 15 hingga 20 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hal itu karena pada tahun 2018 ini bertepatan dengan tahun politik, sehingga akan mendorong banyaknya permintaan, khususnya untuk pasar personal maupun organisasi non profit.

“Saat ini saja sudah cukup banyak pasar personal dan organisasi non profit yang melakukan pemesanan gula untuk pasar murah. Biasanya paling yang memesan hanya kalangan pemerintahan dan perusahaan swasta,” jelasnya, Jumat (4/5/2018).

Walau mengalami kenaikan, pada momen Ramadhan ini harga gula di pasaran akan tetap stabil. Hal itu mengingat dari sisi pasokan di beberapa daerah penghasil di pulau Jawa sangat berlimpah.

“Kalau harga distributor kita jual sebesar Rp10.500 per kilogram. Sedangkan untuk eceran biasanya dijual Rp11.000 hingga Rp11.500 per kilogram. Harga ini sendiri sudah sangat kompetitif bagi masyarakat,” tambahnya.

gula
Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalsel, H Aftahuddin. Foto: Arief Rahman

Bukan saja hanya permintaan, konsumsi gula pun pada Ramadhan ini juga akan mengalami kenaikan 20 hingga 30 persen dibanding hari biasa. Hal ini mengingat banyaknya pedagang kuliner musiman yang berjualan aneka kue basah dan kering.

“Kalau normalnya tiap bulan konsumsi gula di Kalsel ini mencapai 10.000 Ton. Kalau konsumsinya selama Ramadhan meningkat 20-30 persen, artinya kita harus menyediakan stok gula 12.000 hingga 13.000 Ton,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Bulog Divre Kalsel Deddy Supriadi mengaku pihaknya juga sudah mulai melakukan penambahan stok gula untuk persiapan Ramadhan.

Lihat juga...