Bangun Infrastruktur Kelistrikan Daerah Terpencil Butuh Dukungan Stakeholders
Editor: Koko Triarko
BALIKPAPAN — Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), diperlukan dukungan sejumlah stakeholders, guna memudahkan investasi kelistrikan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
General Manager PLN Wilayah Kaltimra, Riza Novianto Gustam, menuturkan, dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, PLN membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholders.
Untuk proyek 35.000 MW, Kaltim dan Kaltara bertanggung jawab atas proyek sebesar 790 MW”, tegas Riza, saat temu stakeholders bertema “Peran PLN dalam Mendukung Kemudahan Berinvestasi dan Melistriki Daerah 3T, Senin (14/5/2018).
Menurut Riza, proyek pengembangan infrastruktur tenaga listrik yang saat ini tengah berjalan sesuai RUPTL 2018-2022, tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan dari pemerintah, aparatur negara dan stakeholders lainnya.
“Saat ini kami sedang menyelesaikan proyek interkoneksi antara Sistem Mahakam di Kaltim dengan Sistem Barito di Kalsel, yang rencananya bulan Mei ini sudah mulai menyambung. Kami targetkan pada 2020, Kaltim, Kaltara, dan Kalsel sudah sepenuhnya dalam sistem interkoneksi. Jika ini berjalan, dipastikan listrik andal dan lebih siap mendukung pertumbuhan ekonomi dari Kaltim hingga Kaltara,” kata Riza.

Riza menjelaskan, cadangan daya sebesar 200 MW pada Sistem Mahakam, menunjukkan kesiapan PLN dalam mendukung industri dan kemudahan berinvestasi. Selain pemasaran agresif, PLN juga siap untuk melistriki kawasan industri, baik di Kaltim maupun Kaltara.