Tahun Ini Sumatera Barat tak Bangun Shelter
Editor: Koko Triarko
PADANG — Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Rumainur mengatakan, tahun ini pihaknya tidak lagi membangun shelter. Namun, pihaknya mendukung pemanfaatan gedung yang bisa dijadikan shelter sebagai evakuasi.
Ia menyebutkan, seiring memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2018 di Sumatera Barat, beberapa hari mendatang, hal yang menjadi fokusnya adalah melakukan pelatihan evakuasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Setidaknya, ada 300 ribu yang telah memastikan mengikuti HKBN, yakni BPBD Kota Padang, 104 ribu orang, Pariaman 10 ribu, Padang Pariaman 9.000, Agam 6.000, Limapuluh Kota 10.000. Jumlah peserta pasti bertambah, masih banyak kabupaten/kota yang belum melaporkan.
“Jadi, pemerintah memilih memanfaatkan gedung yang bisa dijadikan tempat evakuasi. Seperti di Kota Padang, bangunan yang bisa dijadikan shelter tidak lebih dari 10 unit. Begitu juga untuk daerah lainnya. Maka, kita perlu matangkan untuk pelatihan evakuasi,” katanya, ketika dihubungi, Selasa (17/4/2018).
Rumainur menjelaskan, bangunan yang bisa dijadikan shelter di Kota Padang, seperti gedung Escape Building Kantor Gubernur Sumbar, kantor Mapolda Sumbar, Masjid Raya Sumatera Barat, SMA 1 Padang, perhotelan, dan bangunan lain yang memiliki ketinggian memadai menjadi tempat evakuasi.
Selain di Kota Padang, khusus untuk kabupaten dan kota yang berada di pesisir pantai, lebih banyak menyiapkan shelter alam. Seperti membuka jalur evakuasi pada perbukitan terdekat dengan pemukiman warga, sehingga warga bisa memanfaatkan bukit untuk shelter.
“Seperti di Kota Pariaman, semua jalur sudah dibangun dengan APBD untuk menuju bukit terdekat. Jaraknya ada yang satu kilometer sampai dua kilometer dari pusat pemukiman,” ujarnya.