Konflik Buruh Migran, Filipina Minta Maaf Kepada Kuwait
Pekerja di banyak negara Teluk bekerja di bawah tata cara, yang memberi majikan hak menyimpan paspor mereka dan memiliki kendali penuh atas masa tinggal mereka. Kelompok hak asasi manusia mengatakan tata kafala itu, seperti yang dikenal, membuat jutaan pekerja di wilayah itu rentan untuk dimanfaatkan.
Cayetano menyatakan kedutaan itu terpaksa membantu pekerja asal Filipina, yang meminta tolong untuk meninggalkan majikan mereka karena beberapa masalah yang disebut bagian dari hidup dan mati. Kondisi tersebutlah yang akhirnya upaya dilakukan tanpa menunggu pihak berwenang setempat untuk bertindak. “Kami menghormati kedaulatan dan hukum Kuwait, tapi kesejahteraan pekerja Filipina juga sangat penting,” katanya.
Pembantu rumah tangga Filipina di Kuwait jumlahnya mencapai lebih dari 65 persen dari setidaknya 260.000 orang Filipina yang berada di Kuwait. Terdapat 600 pekerja di rumah singgah kelolaan kedutaan di Kuwait dengan sekitar 120 lagi minta diselamatkan dari majikan mereka karena khawatir akan keadaan kerja, pembayaran, dan penganiayaan. (Ant)