Ki Ageng Ganjur Promosikan Islam Nusantara di Belanda
Rois Syuriah PCI NU Belanda, Nur Hasyim Subadi mengatakan kegiatan ini diadakan dalam rangka merealisasikan Piagam Den Haag yang ditandatangani Maret tahun lalu. Salah satu butir Piagam Den Haag adalah mempromosikan Islam Nusantara di Eropa.
Dengan ini dia berharap bahwa Ki Ageng Ganjur mampu menunjukkan budaya Islam Indonesia, yang berbeda dengan budaya Islam yang dominan di media Eropa.
“Pertunjukan ini merupakan pertunjukan yang langka, sebab musik yang ditampilkan Ki Ageng Ganjur merupakan kolaborasi gamelan dengan alat musik modern. Luar biasa, seperti mengaduk minyak dengan air,” kata Dubes Puja.
Ini adalah keberhasilan Ki Ageng Ganjur menciptakan paduan musik menjadi karya seni yang gemilang.
Pemimpin kelompok Ki Ageng Ganjur, Al-Zastrouw Ngatawi mengatakan musik yang mereka ciptakan merupakan sarana dakwah Islam.
Selain itu, lewat musik, para musisi melakukan dialog lintas iman dan lintas agama guna merawat keberagaman, toleransi dan moderasi sebagai nilai-nilai Islam Nusantara.
“Kami mengeksplorasi berbagai genre musik dan ragam agama untuk diekspresikan lewat musik,” ujar Zastrouw.
Ki Ageng Ganjur dibentuk oleh mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid pada 1996.
Kelompok ini dibentuk dengan visi untuk mendorong kerukunan beragama dalam masyarakat dan menolak semua jenis radikalisme, simbolisme agama dan setiap kekerasan atas nama agama.
Tujuan dibentuknya kelompok musik ini adalah untuk menumbuhkan ekspresi keagamaan secara damai, melawan arus pemikiran sempit dan radikal, serta mengembangkan seni dan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan agama.
Kelompok dibentuk untuk mengembangkan seni alternatif sebagai sarana menyebarkan nilai-nilai Islam yang ramah, damai dan rahmatan lil alamin, serta mengembangkan tradisi lokal untuk memperkaya perkembangan seni Islam. (Ant)