Antisipasi Bonus Demografi, Pemerintah Fokus Bangun SDM

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko. -Dok: CDN

Setidaknya, kata dia, ada tiga hal yang menjadi poin untuk menggenjot pembangunan SDM, yakni kognitif yang berkaitan dengan pendidikan, afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan.

“Ketiga hal ini harus tersentuh. Karena kalau hanya satu, pembangunan SDM tidak akan maksimal,” katanya.

Menurut dia, salah satu hal dapat ditekankan untuk membangun SDM kawasan perdesaan adalah melalui pengembangan keterampilan untuk meningkatkan hasil produk lokal.

Jika hal itu dilakukan, kesejahteraan dan perekonomian akan meningkat.

“Yang dapat dilakukan untuk membangun SDM itu, misalnya menciptakan peluang usaha, memberikan keterampilan untuk mengelola usaha di pedesaan, serta membekali dengan kemampuan IT, karena saat ini persaingannya sudah semakin luas,” tutur Jangkung.

Ia berharap peran pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan SDM dalam hal keterampilan juga sangat diharapkan.

Ketua Fraksi Partai NasDem Johnny G. Plate mengatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) sudah dilakukan pemerintah sejak awal.

Hal itu terlihat dari kebijakan pemerintahan Jokowi yang begitu besar untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

“Biaya pendidikan itu lebih dari Rp400 triliun setahun, biaya kesehatan lebih dari Rp100 triliun setahun itu disediakan. Akan tetapi, masalahnya tidak diberitakan seheboh infrastuktur,” katanya.

Untuk program pendidikan, dia mencontohnya pemerintah yang mengeluarkan Program Indonesia Pintar (PIP).

Ia mengungkapkan bahwa ada 19 juta siswa setiap tahun diberikan beasiswa melalui Indonesia Pintar. Belum lagi, ada 190 juta peserta BPJS yang dibiyai oleh Pemerintah.

Lihat juga...