Antisipasi Bonus Demografi, Pemerintah Fokus Bangun SDM
JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengantisipasi bonus demografi pada tahun 2030.
“Pada tahun 2018 pemerintah mengubah sedikit haluan, berpindah ke pembangunan SDM. Akan tetapi, bukan berarti pembangunan infrastruktur berhenti,” kata Moeldoko di Jakarta, Minggu.
Hal itu sebagai persiapan menghadapi terjadinya bonus demografi atau populasi masyarakat usia produktif jauh lebih banyak daripada usia nonproduktif.
Menurut dia, jika bonus demografi tersebut dapat diarahkan dengan baik, akan menjadi kekuatan bangsa. Sebaliknya, jika dibiarkan, justru akan menjadi ancaman tersendiri.
“Maka, penguatan vokasi akan dilakukan secara massif. Arahan dari Pak Presiden ke sana,” imbuhnya.
Peningkatan kualitas SDM, kata dia, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari tingkat kesehatan, lingkungan, pendidikan, hingga infrastruktur pendukung lainnya.
Salah satu penyebab ketimpangan kualitas SDM, katanya lagi, adalah masih banyak masyarakat Indonesia yang berasa pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang notabene masih sulit terakses.
Di daerah yang terisolasi, menjadikan pendidikan dan kesehatan sulit terakses. Hal itu yang menjadikannya tertinggal.
“Maka, pembangunan infrastruktur jangan hanya dilihat sebatas membangun fisik, ada unsur nonfisiknya di sana, yakni untuk membangun peradaban,” jelasnya.
Pembangunan SDM juga harus dilakukan di kawasan-kawasan perdesaan. Hal itu sesuai dengan program pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran.
Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM Jangkung Handoyo Mulyo mengatakan bahwa pembangunan SDM menjadi suatu yang tidak boleh terlupakan oleh pemerintah di tengah massifnya pembangunan infrastruktur, termasuk peningkatan SDM di kawasan “pinggiran”.