Potensi Sorgum di NTT Belum Digarap Maksimal
Editor: Irvan Syafari
LARANTUKA –– Potensi tanaman Sorgum di wilayah Provinsi NTT khususnya di daerah-daerah lahan kering dan tandus belum digarap secara maksimal, sehingga penanaman sorgum masih hanya dikembangkan secara besar-besaran di Kabupaten Flores Timur (Flotim) saja.
“Potensinya sangat besar namun belum digarap secara maksimal. Kita harapkan agar intervensi pemerintah pusat dan daerah bisa lebih maksimal sebab sorgum bisa menjadi bahan pangan alternatif dan juga menambah penghasilan petani,” ujar Maria Loretha, salah seorang petani Sorgum, Senin (26/3/2018).
Dikatakan Maria, memang selama ini sudah ada intervensi dari Kementrian Pertanian setelah dilakukan pertemuan. Sayangnya, intervensi yang dilakukan masih belum maksimal termasuk di Flores Timur sendiri.
“Perlu ada program berkelanjutan sehingga penanaman sorgum tidak hanya dilakukan saat ada program saja, tetapi penanaman sorgum selalu dilakukan setiap tahun. Sebab potensi pemasarannya pun sangat bagus,” tuturnya.
Untuk pemasarannya lanjut Maria, ada beberapa pengusaha dari Denpasar dan pulau Jawa yang siap membeli hasil panen petani. Tetapi bila produksinya besar, maka pengusaha pun akan rutin melakukan pembelian hasil produksi di sentra-sentra pertanian sorgum.
“Pemerintah daerah bisa membangun kerja sama dengan pengusaha asalkan ada jaminan penanaman sorgum rutin dilakukan sama seperti menanam jagung dan padi.Banyak lahan tandus di Kabupaten Flotim, Lembata dan Sikka yang bisa dimanfaatkan untuk menanam sorgum,” terangnya.
Untuk Flotim tandas Maria, potensi lahan sorgum bisa dikembangkan hingga ribuan hektare, tetapi target yang dikembangkan pihaknya hanya 800 hektar saja seuai kerja sama dengan Yaspensel Keuskupan Larantuka dan Yayasan Kehati. Jika ada intervensi besar-besaran dari pemerintah tentu potensi sorgum bisa dikembangkan secara besar-besaran.