Pemda Sikka Perlu Bangun Tempat Khusus Buat Pekerja Seni

Editor: Irvan Syafari

Daniel Wati Tilok salah seorang maestro lukis yang menyewa kios di Pusat Jajajan dan Cinderamata untuk menjual lukisan dan aneka kerjainan tangan lainnya-Foto : Ebed de Rosary.

Dani menambahkan, kejadian ini yang membuat dirinya menyewa sebuah kios di Pusat Jajajanan dan Cinderamata yang meski sepi dari pembeli namun dirinya tetap bertahan.Tempat ini pun dijadikan juga sebagai tempat memamerkan hasil kerajinan dari paar pengrajin lainnya seperti patung dan ukiran kayu.

“Saya pernah mengusulkan ke pemerintah agar di sekeliling monument tsunami dibangun pondok-pondik untuk ditempati para pekerja seni. Juga bisa dipergunakan juga oleh perajin seperti tenun ikat, namun ini juga belum ditanggapi,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Tadeus Tara, salah seorang penjual kain tenun dan aneka produk kerajinan tangan yang dihasilkan masyarakat. Banyak masyarakat yang hasil karyanya tidak dikenal sehingga tidak dibeli masyarakat baik di kabupaten Sikka, NTT maupun di luar daerah.

“Bila ada tempat khusus dan sering mengikuti pameran baik di tingkat lokal maupun di luar daerah tentunya akan membuat seorang perajin dan pekerja seni merasa hasil karyanya memiliki nilai jual dan dihargai serta disukai masyarakat,’ ungkapnya.

Lokasi Monumen Tsunami di Taman Kota Maumere yang diusulakn untuk dibangun pondok-pondok di sekelilingnya bagi para pekerja seni-Foto: Ebed de Rosary.

Tadeus pun berharap, agar Pemerintah Kabupaten Sikka bisa memikirkan cara agar membangun sebuah tempat khusus yang bisa ditempati oleh para penrajin dan pekerja seni. Dirinya menjamin lambat laun tempat tersebut pun didatangi masyarakat dan produk yang dihasilkan pengrajin dan pekerja seni pun bisa dibeli orang.

Lihat juga...