Pemda Sikka Perlu Bangun Tempat Khusus Buat Pekerja Seni

Editor: Irvan Syafari

Daniel Wati Tilok salah seorang maestro lukis yang menyewa kios di Pusat Jajajan dan Cinderamata untuk menjual lukisan dan aneka kerjainan tangan lainnya-Foto : Ebed de Rosary.

MAUMERE –– Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sikka perlu membangun sebuah tempat khusus yang diperuntukan bagi para pekerja seni seperti pelukis, perupa atau perajin sebagai tempat untuk berkarya. Tempat itu sekaligus menjadi galeri seni guna memperkenalkan hasil karya pekerja seni, sekaligus memacu masyarakat untuk mengapreasi karya seni.

“Saya pernah mengusulkan kepada Pemda Sikka agar sekeliling Monumen Tsunami dibangun pondok-pondok untuk ditempati para pekerja seni, seperti yang sering kita lihat di Pasar Seni Ancol di Jakarta,” tutur Daniel Wati Tilok, Selasa (20/3/2018).

Pelukis kenamaan yang sering malang melintang di Jakarta ini saat berbincang dengan Cendana News mengaku miris melihat para pekerja seni seperti pelukis, perupa dan pembuat patung serta perajin yang tidak memiliki galeri seni. Ini yang membuat hasil karya seni tidak banyak diketahui masyarakat.

“Ini yang membuat hasil karya seni di Maumere dan juga di NTT umumnya tidak mendapat apresiasi dari masyarakat. Tidak heran kalau seniman harus mengandalkan pekerjaan lain untuk membiayai kehidupan pribadi dan anggota keluarganya,” tegasnya.

Menghasilkan sebuah karya seni di NTT sebut Dani sapaannya hanya dijadikan sebagai pekerjaan sampingan saja mengisi waktu luang. Atau bila ada masyarakat yang memesan lukisan atau membuat patung baru pekerja seni tersebut menghasilkan karya seni di sela-sela waktu luang mereka.

“Harusnya para pekerja seni mendapat perhatian pemerintah juga dan disiapkan fasilitas agar bisa menghasilkan karya yang memiliki nilai jual. Banyak orang Flores dan NTT, yang memiliki bakat seni yang luar biasa namun tidak bisa disalurkan apalagi menjadikan karya seni sebagai pendapatan utama membiayai hidup,” sesalnya.

Lihat juga...