Pakar: Indonesia Kiblat Makanan Halal dan Fashion Muslim

Editor: Koko Triarko

Pakar Ekonomi Syariah, Adiwarman Azwar Karim pada seminar international ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Senin (5/3/2018). -Foto: Sri Sugiarti.

JAKARTA – Pakar ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim, menyebutkan, Islam akan bangkit dari Indonesia, karena negara kepulauan ini memiliki begitu banyak potensi, terutama di bidang ekonomi syariah.

“Pada 2030, Indonesia diharapkan menjadi negara terbesar kelima di dunia dari segi ekonomi,” kata Adiwarman, pada seminar international ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Saat ini, sebut dia, total nasabah keuangan syariah di Indonesia sebanyak 40 juta. Jumlah tersebut lebih banyak dari total penduduk negara Malaysia. Bahkan, beberapa waktu terakhir ini terjadi peningkatan dalam perekonomian syariah di Indonesia.

“Sektor industri keuangan syariah pertumbuhan aset perbankan syariah terus meningkat mencapai Rp435 triliun atau 5,8 persen dari total aset perbankan nasional pada 2017,” ungkap dia.

Indonesia, lanjutnya, menjadi kiblat makanan halal dan fashion dunia. Terbukti 40 negara di dunia kiblatnya halal di Indonesia.

Dia menekankan, dalam pengembangan keuangan syariah,  Indonesia tidak boleh hanya menjadi target pasar industri negara lain. Karena sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pasar yang luas, sehingga harus digarap dengan serius.

Ada pun potensi tersebut, menurutnya, seperti di bidang makanan halal, busana muslim, pariwisata syariah, dan industri farmasi. Di sektor makanan halal, Indonesia memiliki tingkat konsumsi makanan halal terbesar di dunia. Begitu juga di industri busana muslim merupakan pasar terbesar kelima di dunia.

Selanjutnya, di industri farmasi juga masuk lima besar negara dengan konsumsi produk obat-obatan dan kosmetik halal.

Lihat juga...