Lehes Kenalkan Sape ke Ibu Kota

Editor: Mahadeva WS

JAKARTA – Sekelompok anak muda ditemani seorang sesepuh datang dari Kalimantan Barat ke Jakarta. Melakukan perjalanan dua hari dua malam menggunakan perahu mereka membawa misi memperkenalkan sape alat musik tradisional Suku Dayak ke ibu kota.

Lehes Sanggau – Foto Akhmad Sekhu

Salah satu pemuda Dayak tersebut Lehes Sanggau tampak begitu bersemangat memperkenalkan sape kepada khalayak luas di Jakarta. Pakaian adat suku Dayak yang dikenakan lelaki yang akrap disapa Panglima Sanggau tersebut dipenuji aksesoris di kepala dan tangan hasil kreasi berbahan utama kulit kapuak dan manik-manik tampak elegan.

Sape disebutnya berasal dari dari Kabupaten Sintang, Kecamatan Gunung Kelam Permai. “Kami memperkenalkan sape alat musik tradisional Suku Dayak. Orang bilang Bukit Kelam, yaitu batu terbesar di dunia. Bukit berbentuk seperti gunung, yang biasanya tanah, tapi ini batu besar, “ kata Lehes Sanggau kepada Cendana News.

Lehes Sanggau menyebut, Dirinya datang ke Jakarta bukan untuk mengamen. Kehadirannya membawa misi untuk melestarikan kesenian tradisional warisan leluhurnya. “Nama kelompok kami, yaitu Persatuan Nan Sarunai, yang kami ambil dari Nan Sarunai, sebuah nama kerajaan Dayak,“ paparnya.

Selain membawa misi memperkenalkan sape alat musik tradisional Suku Dayak, Lehes Sanggau juga memperkenalkan destinasi wisata di Kalimantan yang tidak banyak orang yang tahu. Diantaranya air terjun riam yang disebut-sebut sebagai Grand Canyon-nya Kalimantan. “Riam Banangar adalah grand canyon-nya Kalimantam, benar-benar besar dan lebar,“ tandasnya.

Lihat juga...