Dinkes Bogor Minta Faskes Teliti Cegah Malaria Impor

Ilustrasi -Dok: CDN

BOGOR – Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, mengimbau fasilitas kesehatan (faskes) terutama rumah sakit dan puskesmas untuk lebih selektif menangani pasien malaria impor.

“Untuk dokter, bila ada pasien datang dengan gejala trias malaria segera lakukan uji laboratorium, agar tidak terlambat memberikan pengobatan,” kata Dwi Sutanto, Pengelola Program Malaria bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jumat (9/3/2018).

Dwi menyebutkan, tercatat ada tiga kejadian malaria impor sepanjang 2018 ini. Rata-rata diderita oleh warga Kota Bogor setelah melakukan perjalanan di wilayah endemis malaria.

Ia mengatakan, langkah antisipatif ini dilakukan agar pengobatan terhadap pasien malaria dapat segera diberikan, jangan sampai menunggu parasit malaria masuk stadium lanjut yang dapat membahayakan kesehatan pasiennya.

“Trias malaria tersebut demam tinggi, berkeringat dan menggigil. Dokter harus curiga, apalagi ada riwayat melakukan perjalanan di daerah endemis,” kata Dwi.

Pernah satu kasus pasien malaria impor ketika melakukan pengobatan di salah satu rumah sakit, tidak terdiagnosis malaria. Namun, pasien mengeluhkan gejala trias malaria.

Pihak rumah sakit tidak melakukan uji laboratorium terhadap pasien. Sementara pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah edemis malaria di Papua.

Tim Dinkes menyarankan, pasien tersebut melakukan uji laboratorium, dari hasil pengujian diketahui positif plasmodium vivax, terdapat parasit malaria.

“Untungnya pasien melaporkan hal itu ke kita (Dinkes –red), sehingga bisa langsung kita arahkan untuk melakukan uji laboratorium dan pengobatan,” katanya.

Lihat juga...