2018, Bulog NTB Targetkan Serapan Gabah Petani 150.000 Ton
Editor: Irvan Syafari
MATARAM — Pada musim tanam tahun 2018, Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan serapan gabah petani NTB sebesar 150.000 ton.
“Untuk 2018, serapan gabah petani di NTB ditargetkan sebesar 150.000 ton dari gabah kering giling (GKG),” kata juru bicara Bulog NTB, Sawaludi Susanto dihubungi via pesan WhatsApp di Mataram, Senin (19/3/2018).
Besaran serapan yang ditetapkan Bulog pusat tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan serapan gabah pada 2017 yang hanya mencapai 97.000 ton.
Khusus untuk Januari sampai Maret 2018, 24.501 ton, dengan total yang telah terealisasi sebesar 7.032 ton dari total target yang ditetapkan.
Meski demikian, itu baru tahap awal, bisa saja nanti besarannya bertambah, tergantung seperti apa produksi gabah dihasilkan petani NTB, mengingat panen pertama tahun 2018 saja baru dimulai bulan Maret
“Angka sementara seperti itu. Bisa jadi besok lusa berubah atau akan ada target revisi” katanya.
Ia menjelaskan, berkurangnya target serapan beras dan GKG, tidak saja terjadi di NTB, tapi berlaku secara nasional. Hal itu disebabkan adanya penurunan jatah bantuan sosial dari 15 kilogram per keluarga penerima manfaat (KPM) menjadi 10 kilogram.
Penyerapan gabah atau beras petani oleh pemerintah melalui Bulog bertujuan untuk penyaluran bantuan sosial berupa beras sejahtera melalui program bantuan pangan nontunai (BPNT), sehingga jumlah kebutuhan disesuaikan.
“Jika kami membeli terlalu banyak maka beras bisa busuk, dan pastinya itu menyalahi aturan,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur NTB, Zainul Majdi meminta Bulog NTB untuk menyerap semua gabah dan beras petani lokal secara maksimal, supaya penyerapan tersebut bisa membantu para petani.