Yo Wis Ben, Gelegak dan Semangat Anak Muda Berkarya
Editor: Satmoko
JAKARTA- Apa yang dilakukan oleh anak muda kalau diremehkan? Tentu ia akan melakukan apa saja, meski risiko apa pun dihadapinya.
Ia akan berusaha keras kalau dirinya bisa bahkan paling hebat dibanding orang lain. Lalu, ketika anak-anak muda itu bersatu untuk membuktikan diri bisa berkarya dengan membuat grup musik (band) justru kemudian jadi kebingungan mencari nama bandnya.
Masing-masing menunjukkan ego menyebut nama sampai akhirnya pasrah saja hingga tercetus nama Yo Wis Ben atau biarlah. Gelegak dan semangat anak muda yang mampu menunjukkan karya terlihat dalam film produksi Starvision berjudul Yo Wis Ben ini.
Film ini dibuka dengan adegan Bayu (Bayu Skak) yang naik motor tapi mogok, lalu motor itu ditendang-tendang. Ketika tukang becak ikut menendang-nendang motor itu, Bayu tak terima dan gantian akan menendang-nendang becaknya. Tukang becak tentu tak mau kalau becak rusak, dan akan marah tapi begitu tahu kalau orang yang akan dimarahinya adalah Bayu dari grup Yo Wis Ben, idolanya, justru tukang becak itu memeluk Bayu. Tak hanya itu saja, tukang becak itu berteriak-teriak mengabarkan ke teman-teman sesama tukang becak kalau yang bersamanya adalah Bayu dari Yo Wis Ben.
Bayu senang ternyata masih banyak orang yang suka dengan Yo Wis Ben, band yang didirikannya, tapi sayang Yo Wis Ben pun bubar. Mendengar Yo Wis Ben bubar tentu para tukang becak sangat menyayangkan. Mereka menilai kalau Yo Wis Ben berbeda dengan grup-grup musik yang ada. Grup Yo Wis Ben memakai Bahasa Jawa, bahasa ibu, bahasa keseharian mereka yang membuat mereka begitu sangat mengidolakan.
Kemudian, Bayu menceritakan pada para tukang becak itu mengapa ia sampai membubarkan grup musik yang sangat diidolakan masyarakat Jawa. Dari situ adegan langsung berganti ke awal cerita dibentuknya grup musik itu yang terdiri dari empat personil anak muda yang masing-masing ingin membuktikan dirinya bisa berkarya.