Wujudkan Masyarakat Tangguh Bencana, BPBD Sleman Intensifkan Konsolidasi
SLEMAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kabupaten Sleman terus berupaya untuk mewujudkan masyarakat tanggap bencana mengingat wilayah setempat secara geografis memiliki tujuh jenis ancaman bencana.
“Kami telah bekerja sama, intensifkan konsolidasi dengan berbagai pihak, seperti lembaga di tingkat desa dan sekolahan untuk mewujudkan masyarakat yang tanggap ketika terjadi bencana,” kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, Selasa.
Menurut dia, dengan masyarakat yang tanggap dan tangguh bencana maka berbagai potensi ancaman bencana tersebut dapat diantisipasi terutama dalam pengurangan risiko bencana.
“Jadi masyarakat, sekolahan sudah siap, sudah tanggap, mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana,” katanya.
Menurut dia, dalam menghadapi bencana harus dilakukan secara preventif, yaitu dengan mengelola risiko bencana.
“Masyarakat harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menghadapi bencana, supaya masyarakat bisa menentukan langkah-langkah yang tepat sehingga dapat mengantisipasi jatuhnya korban jiwa ketika terjadi bencana,” katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mitigasi bencana.
“Salah satunya adalah dengan terus mengupayakan dan mendukung pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Sleman. Dari 2014 sampai dengan hari ini di Sleman sudah dikukuhkan sebanyak 34 Desa Tangguh Bencana,” katanya.
Joko mengatakan, bahwa penguatan kapasitas masyarakat harus terus ditingkatkan supaya masyarakat peduli dan sadar akan ancaman bencana yang ada di sekitar.
“Maka dengan banyak diadakannya gladi lapang di desa-desa dan di sekolah diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi bencana. Penguatan kapasitas masyarakat merupakan faktor kunci dalam pengurangan risiko bencana,” katanya.