Kudus Dorong Budi Daya Lele Sistem Bioflok

Budi daya lele sistem bioflok. -Dok: CDN

KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai mendorong para pembudi daya ikan lele menggunakan sistem bioflok, karena lebih menguntungkan dibandingkan kolam berukuran besar.

“Saat ini, budi daya ikan lele sistem bioflok di Kabupaten Kudus memang belum begitu populer. Untuk itu, kami mencoba mengembangkannya, karena lebih efisien baik biaya, waktu, maupun tempat,” kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Fajar Nugroho, di Kudus, Senin (19/2/2018).

Untuk saat ini, lanjut dia, memang sudah ada percontohan di beberapa lokasi, termasuk di dua pondok pesantren di Kudus.

Dengan adanya kolam bioflok percontohan, dia berharap, pembudi daya ikan lele lainnya yang selama ini menggunakan sistem konvensional bisa mencoba sistem bioflok.

Apalagi, kata dia, saat ini harga jual pakan ikan lele sedang melambung, karena mencapai Rp10.500 per kilogramnya, sedangkan harga yang menguntungkan pembudi daya berkisar Rp6.000/kg.

“Informasinya, banyak pembudi daya ikan lele yang menghentikan produksinya, karena mahalnya biaya pakan ikannya,” ujarnya.

Dalam rangka mendorong para pembudi daya ikan lele tetap berproduksi, lanjut dia, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus dalam waktu dekat akan menggelar pelatihan cara membudidayakan ikan lele dengan sistem bioflok yang penggunaan pakannya lebih hemat.

Ia mengatakan, sistem bioflok merupakan model pemeliharaan ikan lele dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah menjadi gumpalan kecil yang bermanfaat sebagai pakan alami ikan.

Untuk menumbuhkan mikroorganisme, kata dia, dipacu dengan pembelian probiotik serta pemasangan aerator untuk menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam.

Lihat juga...