Alat Desalinasi Rusak, Warga Pulau Rimau Balak Sulit Air Bersih

Editor: Satmoko

Kepala Dusun Gusung Berak Desa Sumur, Suhendra, menyebut berbagai langkah untuk mendapatkan air bersih telah dilakukan di Pulau Rimau Balak. Ia bahkan menyebut proses pembuatan sumur bor sedalam 60 meter pernah dilakukan, namun tidak memperoleh air bersih dan hanya memperoleh air asin. Beruntung, warga Pulau Rimau Balak memperoleh bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Bantuan berupa alat pengubah air laut menjadi air tawar merupakan program peningkatan ketahanan masyarakat pulau-pulau kecil terhadap bencana dan perubahan iklim. Fasilitas tersebut  mempergunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk menyedot air laut dan mengalirkan ke penampungan untuk proses desalinasi.

“Proses menghilangkan kadar garam untuk menjadi air bersih layak konsumsi memang sempat berjalan selama setahun, tapi ada alat yang rusak,” beber Suhendra.

Kerusakan alat tersebut sudah disampaikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan meski hingga kini belum ada upaya perbaikan. Ia menyebut, bagian alat yang rusak tersebut tidak bisa diperoleh di dalam negeri bahkan harus didatangkan dari luar negeri dengan harga cukup mahal. Sebelumnya, pengelolaan dilakukan oleh kelompok dengan penjualan air bersih hasil desalinasi dijual Rp10.000 per galon.

Fasilitas dengan listrik tenaga surya tersebut memiliki 40 panel dan sebanyak 18 accu atau penyimpan daya dan kapasitas 8000 watt. Peralatan yang digunakan untuk proses desalinasi yang rusak tersebut hingga kini masih dibiarkan tidak dimanfaatkan. Suhendra berharap, instalasi pengolahan air laut menjadi air tawar tersebut bisa segera diperbaiki oleh pihak terkait, sesuai usulan sehingga warga tidak kesulitan memperoleh air bersih.

Lihat juga...