Aceh Tenggara Suplai Ikan ke Luar Daerah
KUTACANE — Para petani pembudidaya ikan air tawar menggunakan kolam menyuplai ikan enam ton per hari ke luar daerah baik di Provinsi Aceh maupun provinsi tetangga yakni Sumatera Utara.
“Setiap hari kami kirim sekitar enam ton ikan berbagai jenis ke luar Aceh Tenggara,” ujar Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Aceh Tenggara Khalidah, di Kutacane, Jumat (9/2).
Ia merincikan berbagai jenis ikan yang disuplai tersebut seperti mayoritas ikan mas, lalu ikan nila, ikan lele, dan jenis ikan budi daya lainnya yang dihasilkan di wilayah setempat.
Jenis ikan mas setiap hari mampu dipanen oleh petani pembudidaya empat ton dari total enam ton, dan menguasai permintaan pasar seperti di sejumlah kabupaten/kota di Aceh yaitu Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Singkil, dan Subussalam.
Ikan mas juga paling banyak diminati oleh provinsi tetangga Sumatera Utara, yakni Kota Berastagi di Kabupaten Karo, Kota Sidikalang di Kabupaten Dari, dan Kota Medan sendiri.
“Ikan mas dipasarkan ke luar daerah, rata-rata dengan berat mulai satu kilogram per ekor hingga lebih. Cuma dua ton ikan jenis lainnya dalam sehari,” katanya lagi.
Data pihaknya tahun 2015 menyebutkan, Aceh Tenggara memiliki luas areal perikanan milik masyarakat setempat sekitar 1.140 hektare tersebar di beberapa kecamatan dari total 16 kecamatan dengan 385 desa.
“Jika kita hitung rata-rata per kilogram ikan kolam itu dihargai pedagang pengumpul Rp30 ribu, maka sudah Rp180 juta per hari petani pembudidaya kantongi uang hasil menjual ikan saja,” ujar Khalidah.
Salman (47), petani pembudidaya ikan di Desa Kutebuluh, Aceh Tenggara mengaku, dibutuhkan waktu sedikitnya tiga bulan dalam menghasilkan produksi ikan mas seberat satu kilogram.