KUDUS – Harga gabah di tingkat petani di Kudus saat ini mencapai Rp5.500 perkilogramnya. Harga tersebut termasuk cukup tinggi sehingga kesejahteraan baru dirasakan oleh para petani.
Para petani berharap harga yang berlaku saat ini bisa bertahan stabil demi kesejahteraan yang dirasakan. “Untuk itu, petani sangat berharap harga jual gabah yang mencapai Rp5.500 per kilogramnya bisa berlangsung stabil. Selama bertahun-tahun menanam padi baru kali ini merasakan harga jual gabah mahal,” kata salah seorang petani asal Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kudus, Rohwan, di Kudus, Minggu (21/1/2018).
Menurut Rohwan, harga jual gabah yang ideal karena dianggap bisa menyejahterakan petani berada di kisaran Rp5.000 lebih per kilogram. Dengan harga jual tersebut, maka untuk setiap hektare lahan tanaman padi bisa menghasilkan pemasukan hingga Rp20 juta lebih. Jumlah tersebut memperhitungkan produktivitasnya berkisar antara tujuh hingga delapan ton gabah kering panen per hektar.
Penjualan gabah yang mencapai Rp20 juta per hektarenya, bisa digunakan untuk membayar biaya sewa lahan yang mencapai Rp18 juta per tahunnya. “Biaya pengolahan lahan, tanam hingga panen, berkisar Rp6 juta untuk setiap hektarenya pada musim tanam pertama, sedangkan saat musim tanam kedua biayanya bisa lebih mahal karena menyangkut antisipasi serangan hama yang lebih banyak dibandingkan dengan musim tanam pertama,” tuturnya.
Hasil panen tanaman padi pada MT kedua, biasanya juga mengalami penurunan berkisar lima hingga enam ton per hektarenya. “Jika dikalkulasi per bulannya, maka penghasilan petani setelah dikurangi biaya produksi dan sewa lahan hanya sekitar Rp2 jutaan,” ujarnya.