Decoupage, Kerajinan Tempel Tisu, Naik Daun di Malang
Lebih lanjut Retno menyampaikan, sebenarnya setiap orang bisa mengerjakan decoupage, bahkan ia juga punya banyak teman yang sama-sama menekuni kerajinan decoupage. Akan tetapi Retno yakin, setiap orang punya hasil yang berbeda-beda sesuai dengan kepekaan seni mereka, begitu pula dengan dirinya.
“Bolehlah orang berjualan dengan banyak produk, tapi saya juga punya ciri khas sendiri dari hasil decoupage saya, sehingga saya tetap optimis dan tidak pesimis,” akunya.
Disebutkan, kerajinan decoupage karya Retno sendiri selama ini kebanyakan ia aplikasikan ke media dompet dan tas wanita yang terbuat dari anyaman pandan maupun rotan.
“Kalau bahan anyamannya dari rotan memang jauh lebih mahal tapi hasilnya memang lebih bagus daripada anyaman pandan, karena anyaman rotan lebih kuat dan lebih tahan lama. Harganya juga bisa tiga kali lipat lebih mahal daripada pandan sehingga saat ini saya lebih fokus ke bahan dasar rotan,” sebutnya.
Sementara itu, untuk pemasarannya sendiri saat ini Retno masih mengandalkan penjualan secara online dan mengikuti pameran.
“Kalau pesanan hanya sedikit saya kerjakan sendiri, tapi kalau pesanannya dalam jumlah yang besar seperti untuk suvenir, baru saya ajak ibu-ibu lainnya untuk membantu,” pungkasnya.
