GROBOGAN – Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah hingga 10 Januari 2018 telah menggelontorkan 15.483,33 ton beras untuk operasi pasar yang dilakukan di sejumlah kabupaten/kota di Jateng.
“Jumlah tersebut, tentunya masih bisa bertambah, karena beberapa Subdivre Bulog masih ada yang melakukan operasi pasar beras,” kata Bagian Pengadaan Bulog Divisi Regional Jawa Tengah, Rahayu Giyanto, di Grobogan, Kamis (11/1/2018).
Ia mengatakan, OP beras yang jumlahnya mencapai belasan ribu ton tersebut, merupakan kumulatif dengan OP yang dilaksanakan pada bulan Desember 2017.
Untuk OP yang berlangsung Rabu (10/1), lanjut dia, tercatat mencapai 2.646,58 ton.
Berdasarkan data yang ada, kata dia, OP beras telah berlangsung di 219 titik. Di antaranya, tersebar di Subdivre Perum Bulog Semarang, Pati, Surakarta, Banyumas, Kedu dan Pekalongan
Kegiatan operasi pasar tersebut, bertujuan untuk menekan tingginya harga beras di pasaran.
Sementara itu, Perum Bulog Subdivre II Pati hari ini (11/1) juga menggelar operasi pasar komoditas beras di Pasar Bitingan Kudus. Hanya saja, kualitas beras yang dijual kepada sejumlah pedagang dinilai kualitasnya tergolong rendah dan masih kalah dengan kualitas beras medium yang dijual di pasaran.
Sunarti, salah seorang pedagang di Pasar Bitingan mengaku, harga beras yang diterima dari Bulog memang cukup murah, karena hanya Rp8.000/kg.
“Saya diperbolehkan menjual kepada konsumen secara eceran asal tidak melampaui harga jual eceran (HET) beras medium yang ditetapkan sebesar Rp9.450 per kilogram,” ujarnya.
Beras skala medium yang ada saat ini, katanya, dijual dengan harga sebesar Rp10.500/kg.