Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga kini sudah melakukan vaksinasi difteri terhadap lebih dari 500.000 pengungsi Rohingya. Para pekerja WHO mulai memberikan vaksinasi lanjutan kepada 350.000 anak-anak. WHO juga memberikan 2.500 dosis anti-toxin, yang kini mengalami kelangkaan cadangan secara global, untuk menangani dampak mematikan dari penyakit difteri.
Namun kini muncul resiko kesehatan baru, penyakit gondok. Laporan PBB menunjukkan adanya peningkatan kasus gondok selama beberapa pekan terakhir. Para pengungsi Rohingya maupun warga Bangladesh setempat belum pernah menerima vaksinasi penyakit yang bisa menular dengan cepat tersebut.
Meskipun gondok jarang menyebabkan kematian, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi seperti meningtis. Sebagian besar pengungsi Rohingya yakni sekira 585.000 orang kini bertahan di area yang sangat padat bernama Kutupalong-Balukhali.
“Sebagian besar lahan pengungsian ini tidak cocok untuk pemukiman manusia karena berisiko besar terkena banjir dan langsor. Area itu juga semakin buruk karena sangat padat. Banjir dan longsor yang akan terjadi sepanjang musim hujan akan membuat situasi bertambah sangat buruk,” sebut PBB lebih lanjut. (Ant)