YMPS Mengadu ke Komnas HAM, Menyingkap Tabir Pemutarbalikan Sejarah

JAKARTA — Jejak-jejak peristiwa aksi kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa lalu terus ditelusuri. Hampir ribuan korban saksi hidup atau keluarga korban bersuara, menyingkap tabir pemutarbalikan sejarah.

Menurut catatan hasil penelitian Yayasan Masyarakat Peduli Sejarah (YMPS), sedikitnya telah masuk sekitar 700-an data masuk laporan dari korban saksi hidup atau keluarga korban aksi kekejaman PKI. Data itu akan terus bertambah karena data belum final.

Dan, hasil penelitian terkait laporan para korban kekejaman PKI di sejumlah daerah, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, itu kemudian diserahkan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Majelis Ulama Indononesia (MUI) Pusat.

Koordinator Tim Advokasi YMPS, Dr. Sulistyowati, SH MH mengungkapkan pihaknya mewakili para korban telah mendatangi Komnas HAM dan MUI pusat untuk membeberkan pengaduan para korban kebiadaban PKI pada 1948 hingga 1965, bahkan 1968.

Sulis menyebut, kebenaran harus tepat disampaikan, dan itu tidak bisa dibelok-belokkan. Karena memang ada tragedi kemanusiaan, korban dari kebiadaban PKI. Ini harus diungkap, karena saat ini ada pihak-pihak yang ingin memutarbalikkan fakta. PKI bukanlah korban, tapi pelaku kejahatan.

“Kita melihat akhir-akhir ini, ada sebuah pengingkaran sejarah bahwa PKI yang sebenarnya pelaku, seolah menjadi korban. Kami melaporkan kebiadaban PKI di masa lalu ke Komnas HAM, kalo mereka menyoal bahwa mereka menjadi korban 65 ke sini, itu kan ada sebab akibat. Jangan mereka itu pelaku, kemudian mengaku jadi korban. Yang benar saja?” imbuhnya seraya menegaskan sejarah harus didudukkan pada porsinya.

Lihat juga...