Junaidi, Sopir Bus Metromini Bertahan dari Gempuran Zaman

Awal Metromini

Sejarah mencatat, Metromini diperkenalkan pertama kali pada 1962 oleh Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Sukarno. Tujuan awal dioperasikannya bus adalah untuk kebutuhan transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces(GANEFO).

Saat itu di Jakarta, moda transportasi massal baru beralih dari kereta listrik (trem) dengan bus yang dioperasikan oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD). Trem dihentikan pada 1960.

Bus pertama yang dioperasikan PPD adalah bus Leyland bantuan Australia pada 1956. Selain bus PPD, Jakarta memiliki oplet sebagai angkutan umum.

Pada awal operasionalnya belum ada manajemen yang dibentuk untuk mengelola bus-bus tersebut, dan MetroMini dikenal dengan sebutan “bus merah”.

Setelah pesta olahraga usai bus-bus merah ini tetap beroperasi dan oleh Gubernur Henk Ngantung di tahun 1964, dititipkan pada perusahaan swasta seperti Arion namun tak mampu dikelola dengan baik.

Pada 1976 PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) untuk menaungi 152 orang yang mengoperasikan 313 bus mini atas instruksi Gubernur Ali Sadikin.

Menurut Mal Siantar Nainggolan, salah satu komisaris perusahaan PT Metromini di tahun 1976, bentuk bus awal pada 1962 adalah seperti roti tawar dengan gembung dibagian moncong depannya.

Jenis bus ini (1962) adalah Bus Robur buatan Jerman Timur dan mengisi trayek trayek kosong yang tidak ada bus dikarenakan dihentikannya trem.

Setelah PT Metromini dan Kopaja diresmikan pada 1978 oleh Gubernur Tjokropranolo sebagai pengelola bus mini, armadanya diremajakan. Mulailah bus robur diganti dengan bus-bus Mitsubishi buatan Jepang. Pada 1990, Metromini menguasai 60 trayek di Jakarta dengan 3.000 armada bus.

Lihat juga...