Petani Palas Minta Normalisasi Sungai Way Pisang

LAMPUNG – Sedimentasi atau pendangkalan Sungai Way Pisang yang melintasi Kecamatan Palas mulai dikeluhkan oleh masyarakat Desa Palas Pasemah, Desa Palas Jaya, dan Desa Bandanhurip yang sebagian besar masyarakatnya tergantung pada aliran sungai tersebut untuk kebutuhan pengairan budidaya ikan air tawar dan pertanian sawah.

Agus, salah satu petani di desa Bandanhurip menyebut, pendangkalan sungai disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi sejak bulan September silam membawa material lumpur dan sampah yang menumpuk di dasar sungai.

Pendangkalan tersebut diakuinya mengakibatkan pertumbuhan jenis tanaman gulma air seperti enceng gondok, pandan air, talas air serta rumput liar tumbuh subur. Semakin memperparah sedimentasi sungai yang lebarnya bisa mencapai belasan meter dan kini semakin menyempit. Pada bagian saluran pintu air pembagi dengan beberapa di antaranya digerakkan menggunakan penggerak dari besi. Tepat di dekat patung pak tani yang kini sebagian terhalangi oleh tanaman air.

Penyempitan aliran sungai akibat dipenuhi dengan tanaman air dampak dari sedimentasi. [Foto: Henk Widi]
“Sebagian petani memang sudah melakukan gotong royong pembersihan gulma air dengan cara menarik ke tepi lalu memusnahkan. Namun untuk sedimentasi berupa lumpur ditambah material sampah harus memerlukan alat berat sehingga perlu dilakukan oleh instansi terkait khususnya dinas pekerjaan umum dan pertanian,” terang Agus, salah satu petani yang saat musim panen tanam gadu juga menjadi koordinator para buruh pengangkut padi di Desa Bandanhurip Kecamatan Palas, Rabu (29/11/2017).

Lihat juga...