Keprihatinan Demiz muncul seiring berkembangnya musik modern. Seni degung mengalami penurunan atau meredup, bahkan saat ini sulit menemukan generasi muda yang menekuni seni dagung dan jarang juga ditampilkan di panggung rakyat, karena kalah pamor dengan seni modern yang tumbuh subur.
“Tapi, hari ini saya melihat semangat generasi muda hadir di sini dalam pasanggiri degung. Ini menunjukkan adanya upaya melestarikan seni degung di kalangan generasi muda,” ujarnya.
Demiz berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini, karena melihat antusiasme yang luar biasa jadi ini harus diteruskan.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar, Denny Yusuf, selaku penyelenggara, mengatakan, Pasanggiri Seni Degung Tingkat SMU/ SMK se-Jabar ini digelar dalam upaya melestarikan seni degung dan menumbuhkembangkan minat generasi muda terhadap seni degung.
“Ini juga untuk menghidupkan dan mempopulerkan kembali seni degung pada seluruh lapisan masyarakat dan menyalurkan bakat seni pada generasi muda,” kata Denny.
Peserta pasanggiri berasal dari sanggar seni SMU/ SMK se-Jabar yang berjumlah 27 peserta mewakili 20 Kota dan Kabulaten. Sedangkan untuk juri berasal dari dari akademisi dan kalangan praktisi yang dipandang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang seni degung.
“Tujuan kami untuk mensosialisasikan, pembinaan dan pewarisan seni degung terhadap generasi muda serta pemuliaan kepada tokoh-tokoh seni degung,” ujar Denny. (Ant)