Arab Saudi dan Sekutu Kawasan Dorong Persatuan Melawan Iran
KAIRO – Menteri luar negeri Arab Saudi dan negara Arab lain mengecam Iran dan sekutu Syiah Lebanon-nya, Hizbullah. Dalam sebuah pertemuan darurat di Kairo pada Minggu (19/11/2017) Arab Saudi menyerukan persatuan untuk melawan campur tangan Iran.
Ketegangan antara kerajaan Arab Saudi dan Iran di kawasan tersebut meningkat dalam beberapa pekan belakangan. Terutama pasca kejadian pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri serta peningkatan perang di Yaman.
Hariri yang diketahui adalah sekutu Saudi, menyatakan mundur pada 4 November dari Riyadh dan menuduh Iran dan Hizbullah menyebarkan perselisihan. Namun, Presiden Lebanon Michel Aoun dan politisi lain menuduh Saudi menahan Hariri sebagai sandera. Lebanon menyebut Hariri dipaksa mundur oleh Saudi.
Hariri juga telah menyangkal tuduhan terhadap Arab Saudi yang melakukan penahanan atas Dirinya. Kelompok Hizbullah, kekuatan militer yang terlibat dalam perang Suriah dan sekaligus gerakan politik, adalah bagian dari pemerintahan Lebanon dalam unsur bersaing dan sekutu Aoun.
Arab Saudi juga menuduh Hizbullah berperan dalam peluncuran sebuah peluru kendali menuju Riyadh dari Yaman pada bulan ini. Iran membantah tuduhan bahwa mereka telah memberi bantuan pasokan kepada Gerakan Houthi di Yaman. “Kerajaan tidak akan ragu lagi mempertahankan keamanannya. Kita harus berjuang bersama,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Jubeir dalam forum itu.
Pertemuan darurat para menteri luar negeri negara Arab diadakan atas permintaan Arab Saudi dengan dukungan dari UAE, Bahrain, dan Kuwait untuk membahas cara menghadapi campur tangan Iran. Dalam pernyataan setelah pertemuan tersebut, Liga Arab menuduh Hizbullah telah mendukung terorisme dan kelompok garis keras di kawasan Arab dengan persenjataan canggih dan peluru kendali balistik.