Libya Selidiki Keberadaan Pasar Budak oleh Penyelundup Manusia

TRIPOLI – Pemerintah Libya selidiki kemungkinan keberadaan pasar budak imigran. Upaya merespon pemberitaan media setempat tersebut mendapatkan dukungan penuh dari PBB.

Pemerintah Libya siap memberikan sanksi jika praktik perbudakan tersebut benar-benar terjadi. “Pemerintah telah mulai menyelidiki laporan media mengenai beberapa penjahat penyelundup manusia di pasar budak. Penyelidikan akan dilakukan dan hukuman akan dijatuhkan atas mereka yang terlibat dalam kejahatan itu,” Pejabat Urusan Afrika di Kementerian Luar Negeri di Tripoli Salah Abu-Rgiga, Senin (20/11/2017).

Pernyataan Rgiga tersebut dikeluarkan dalam satu pernyataan bersama dengan 14 duta besar negara-negara di Afrika.

Rgiga menyebut, ada gerombolan penjahat yang telah memanfaatkan tak-adanya tanggung-jawab kolektif untuk memperoleh sumber daya guna mendanai rancangan pelaku teror dan jahat mereka. “Pelaku  kejahatan tersebut mencoba menengahi untuk mengangkut migran ke sisi lain Laut Tengah, atau merekrut mereka sebagai tentara bayaran pelaku teror,” tambah Rgiga.

Baru-baru ini dilaporan mengenai lelang budak yang terjadi di beberapa wilayah di Libya. Lokasi lelang adalah tempat dimana dapat ditemukan keberadaan imigran Afrika yang terdampar. Para imigran tersebut dijual sebagai budak dengan harga paling murah 400 dolar AS.

Rgiga menyeru masyarakat internasional agar bekerjasama dengan Libya menghadapi penyelundup migrant. Namun demikian diharapkan ada upaya mensahkan tindakan efektif dan bukan mengeksploitasi kejadian tak menguntungkan semacam itu oleh beberapa pihak internasional. Termasuk menyalahkan Libya untuk menutupi ketidak-mampuan mereka untuk menangani masalah migrasi.

Lihat juga...