PHNOMPENH – Wakil pemimpin oposisi Kamboja Mu Sochua (63) lari dari negara itu, Selasa(3/10/2017). Langkah tersebut diambil karena oposan yang dikenal bersuara lantang tersebut takut akan keselamatannya.
Ketakutan tersebut muncul setelah pemerintahan di bawah Perdana Menteri Hun Sen mengancam akan melakukan penangkapan lebih lanjut terharap politisi oposisi.
“Tanpa oposisi sejati dan dengan ketakutan luas, tidak ada harapan untuk pemilihan umum bebas dan adil pada 2018,” kata Mu Sochua sesudah meninggalkan Kamboja.
Dengan situasi yang terjadi Sochua menyebut, saat ini situasinya tidak aman untuk dirinya yang berposisi sebagai oposan.”Demokrasi di Kamboja dengan cepat terkikis ke titik tidak ada lawan tersisa untuk melawan kediktatoran,” tandas wanita tersebut.
Juru bicara pemerintah Phay Siphan menyatakan Mu Sochua pergi atas pilihannya sendiri . Tidak diketahui apakah pihak berwenang berencana menangkapnya.
Kem Sokha pemimpin Partai Penyelamatan Bangsa Kamboja (CNRP), ditangkap pada 3 September. Dia didakwa melakukan pengkhianatan dalam tindakan keras meluas terhadap penentang Hun Sen. Pemerintah menyebut, apa yang dilakukan oposan tersebut adalah bagian dari strategi untuk memenangkan pemilu tahun depan.
Mu Sochua dikenal di mancanegara atas upayanya memerangi perdagangan seks. Politisi wanita tersebut menegaskan hak perempuan serta menjadi politisi lawan paling lantang di Kamboja sejak Kem Sokha ditangkap dan dituduh berencana mengambil alih kekuasaan dengan bantuan Amerika Serikat.
Mu Sochua menyebut, setengah dari anggota parlemen asal CNRP meninggalkan negara itu karena takut. Hun Senyang memerintah lebih dari tiga dasawarsa, pada Senin (2/10/2017) mengancam menangkap lebih banyak politisi oposisi.