Buta Akibat Katarak, NTB Peringkat Kedua Nasional

MATARAM – Berdasarkan data Dinas Kesehatan, angka kebutaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 4 persen yang sebagian besar menimpa anak-anak usia sekolah. Angka tersebut lebih tinggi dari angka nasional yang hanya mencapai 2,8 persen.

“Artinya dengan angka tersebut, NTB merupakan provinsi dengan angka kebutaan tertinggi kedua secara nasional,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, usai menghadiri peringatan hari penglihatan sedunia di SDN 11 Kota Mataram, Kamis (12/10/2017).

Ia mengatakan, penyebab paling dominan terjadinya kebutaan di NTB khususnya pada anak adalah penyakit katarak, di mana mengakibatkan penglihatan anak kurang yang disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari cara baca yang tidak benar, memaki gadget terlalu sering, sehingga meningkatkan resiko pengurangan penglihatan pada anak-anak.

Karena itulah dalam rangka memperingati hari penglihatan sedunia dan upaya mencegah kebutaan akibat katarak, Pemprov NTB bersama Standard Chartered Bank (SCB) dan Fred Hollows Foundation (HFH) Australia meluncurkan program seeing is believing.

“Harapannya melalui program tersebut angka kebutaan di NTB terutama pada anak termasuk lansia akibat katarak bisa ditekan,” katanya.

Ditambahkan, selain program seeing is believing oleh SCB, NTB juga akan dibantu membangun optik di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) dengan harga terjangkau tapi tetap berkualitas. Sebab salah satu kendala sebagian masyarakat enggan memakai kacamata minus karena harga yang mahal.

Sementara itu koordinator program seeing is believing dari HFH Australia, Courtney Saville mengatakan, di NTB sendiri program ini akan diimplementasikan HFH sampai 2020 dan akan menyasar lima kabupaten/kota antara lain, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Lihat juga...