Catalonia Siap Pemilu, Madrid Bersikeras Tidak Ada Referendum

BARCELONA – Pemimpin Catalonia memperjelas bahwa pemerintahnya bertekad untuk melakukan pemilihan umum pada Minggu (1/10/2017) untuk kemerdekaannya. Namun demikian, Spanyol menyebut, tindakan yang dilakukan tersebut ilegal dan Madrid bersikeras tidak ada kegiatan referendum.

Rencana referendum itu mendorong Spanyol ke dalam krisis politik yang paling dramatis selama beberapa decade terakhir. Pemerintah pusat telah mengirim ribuan bala bantuan polisi ke wilayah tersebut untuk mencegah orang-orang memilih. Hingga Jumat (29/9/2017) Madrid tetap bersikeras bahwa referendum tidak akan terjadi.

“Semuanya disiapkan di lebih dari 2.000 titik pemungutan suara sehingga mereka memiliki kotak suara dan kertas suara, dan meminta semua orang untuk mengungkapkan pendapat mereka,” ujar pemimpin Katalonia Carles Puigdemont, Jumat (29/9/2017).

Pengadilan telah memerintahkan polisi untuk membuka sekolah yang dijadwalkan digunakan sebagai tempat pemungutan suara. Dalam upaya menjaga sekolah agar tetap terbuka, orang tua menyerukan untuk singgah secara massal di sekolah-sekolah pada akhir pekan ini, dengan tenda dan kantong tidur, paella dan bioskop gratis.

Penyelenggara pemilu mengatakan 60.000 orang telah terdaftar untuk berpartisipasi. Pimpinan Catalonia telah meminta orang-orang untuk keluar dari tempat pemungutan suara dalam sebuah pernyataan massa tentang perlawanan damai.

“Saya tidak percaya akan ada orang yang akan menggunakan kekerasan atau memprovokasi kekerasan yang akan merusak citra gerakan kemerdekaan Katalonia yang tidak dapat dicemari sebagai pasifis,” ujar Puigdemont.

Madrid mengklaim kewenangan konstitusi yang menyatakan bahwa negara tersebut tidak dapat terbagi dan tetap menentang pemilihan tersebut. “Saya bersikeras bahwa tidak akan ada referendum pada 1 Oktober,” demikian juru bicara pemerintah pusat Mendez de Vigo dalam konferensi pers setelah rapat kabinet mingguan.

Lihat juga...