PADANG – Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit, melakukan peninjauan potensi laut Tiku di Kabupaten Agam dan menemukan adanya beberapa lokasi bekas ledakan bom yang merusak terumbu karang.
“Dari pengakuan nelayan di Tiku, akibat yang demikian, membuat hasil tangkapan ikan nelayan menurun drastis,” katanya, Senin (21/8/2017).
Bahkan, nelayan setempat menyebutkan kemungkinan peledakan itu dilakukan oleh nelayan-nelayan dari luar Sumbar, karena diketahui nelayan Sumbar sendiri tidak pernah melakukan tindakan yang demikian.
“Saya tegaskan tindakan pengeboman terumbu karang ataupun itu ilegal fishing harus ditindak sesuai hukum. Akibat tindakan itu, tidak hanya merusak ekosistem di laut, tetapi telah mempengaruhi hasil tangkapan nelayan,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang nelayan di Tiku, Nursal, mengakui tidak melihat pasti nelayan mana yang telah melakukan tindakan pengeboman di laut Tiku itu. Akan tetapi ia memastikan bahwa tindakan yang demikian tidak dilakukan oleh nelayan di Tiku ataupun di Sumbar sendiri.
“Kita nelayan ini sudah sering mendapat arahan dan sosialisasi dari pemerintah terkait hal-hal yang dilarang dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan di laut,” ucapnya.
Ia menyebutkan, dengan kondisi yang demikian, penghasilan nelayan pun turun. Biasanya mendapat penghasilan satu juta lebih setiap sekali pergi melaut. Kini, hanya sekira Rp400 ribu per setiap pergi melaut.
