MINGGU, 18 JUNI 2017
MATARAM — Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, berkomitmen mengatasi persoalan sampah di Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan (Matra) sebelum “IMF World Bank Annual Meeting” digelar di Bali pada Oktober 2018.
![]() |
Ilustrasi sampah di Pantai Lombok. |
Bupati Lombok Barat H Najmul Ahyar melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Minggu, mengaku akan membebaskan lahan milik warga di Gili Meno dan Gili Air seluas 2.500 meter persegi dan di Gili Trawangan seluas 5.000 meter persegi.
“Lahan yang akan dibebaskan tersebut untuk lokasi pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA). Itu salah satu solusi yang kami siapkan terkait penanganan masalah sampah di tiga gili,” katanya.
Pemkab Lombok Utara juga menunggu proses penerbitan sertifikat lahan seluas empat hektare yang dibeli pada 2011. Namun yang menjadi kendala adalah jalan masuk ke kawasan TPA di Dusun Jugil, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga.
Ia menambahkan, pembangunan kamar mandi cuci dan kakus (MCK) juga menjadi perhatian untuk segera dibenahi.
“Untuk masalah MCK akan ada bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB yang ingin membangun MCK di kawasan wisata Malimbu serta tiga gili. Politeknik Pariwisata Lombok juga siap memberikan pelatihan terhadap para pengelola MCK tersebut,” ujarnya.
Kementerian Pariwisata sangat mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan Pemkab Lombok Utara terkait penanganan persoalan sampah dan pembenahan infrastruktur dasar pendukung pariwisata daerah serta penertiban pantai.
“Itu bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah yang memiliki destinasi pantai indah, pemandangan cantik, dari tepian jalan. Jangan pernah terhadang oleh bangunan apapun, perlu diperhatikan juga masalah sampah agar bisa dituntaskan,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.