SENIN 23 JANUARI 2017
BOGOR—Menyusuri Jalan Suryakancana, Bogor. Cendana News masuk ke Gang Roda Senin (23/1). Ada satu situs bersejarah disini. Vihara Mahabrahma Pan Kho Bio, Bogor yang terletak di Kampung Pulau Gelis, Bogor merupakan satu tempat ibadah yang memiliki keunikan tersendiri, yaitu adanya situs megalitikum di dalam Vihara.
![]() |
Salah satu sudut vihara, bagian altar. |
Ketika Cendana News mengunjungi Vihara yang diperkirakan sudah berdiri sekitar 1883 ini bertemu dengan empat orang petugas yang sedang melakukan persiapan, di antaranya Abraham Ali, Suryana, Maulana Yusup dan Badri. Keempatnya sedang membersihkan Vihara. Menjelang imlek, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan menurut kepercayaan taoism.
“Kemarin kami bersih-bersih abu dari tempat hio. Menurut kepercayaan Tionghoa, “Satu minggu sebelum imlek, para Dewa penjaga naik ke khayangan untuk melaporkan perbuatan manusia selama satu tahun,” kata Abraham Ali, seorang sejarawan yang berpartisipaasi merawat Vihara.
Lebih lanjut lagi pria yang karib dipanggil Bram ini mengatakan, kesempatan itu digunakan untuk membersihkan tempat Hio, menggosok sehingga berwarna kuning keemasan.
“Ini tradisi sih mas. Dua hari kemudian akan ada upacara Kim Sin. Dalam upacara ini, patung dewa-
dewi yang ada di altar, diturunkan untuk dimandikan, guna menyambut perayaan tahun baru imlek,“ kata dia.
Lanjut Bram lagi vihara ini tidak hanya digunakan untuk beribadah orang-orang budha, taoism dan Konghuchu. “Orang muslim pun ada yang melakukan ziarah kubur disini, di belakang altar terdapat makam Eyang Jayadiningrat,” ungkap Bram.
Cendana News diajak untuk masuk ke ruangan di belakang altar yang merupakan makam dari Eyang Jayadiningrat. Tidak hanya itu, di Vihara ini juga terdapat peninggalan dari Prabu Surya Kancana, raja terakhir dari Kerajaan Padjajaran. Tutur pria yang berpartisipasi di vihara ini sejak 2008. Rangkaian persiapan imlek masih akan dilakukan.
“Besok terakhir” tutup Bram.
![]() |
Makam Eyang Djajadiningrat di belakang altar. |
![]() |
Hio sudah siap tersaji. |
Jurnalis: Yohannes Krishna Fajar Nugroho/Editor: Irvan Sjafari/Foto: Yohannes Fajar Nugroho