SELASA, 24 JANUARI 2017
LAMPUNG — Umur yang tak lagi muda, tak menghambat Soniah (55), warga Desa Kelau, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, untuk berkeliling dari desa ke desa mencari pemilik pohon pisang yang akan dibeli daunnya seharga Rp. 500 per gulung untuk dijual lagi. Seorang ibu yang tak lagi memiliki suami ini sudah sejak 8 tahun lalu menjadi penjual daun pisang.
![]() |
Soniah mengumpulkan daun-daun pisang yang dipetiknya. |
Soniah mengaku mulai berkeliling mencari daun pisang sejak pukul 15:00 WIB setiap harinya. Setelah menemukan pohon pisang yang sudah disepakati akan dijual daunnya, dengan bermodalkan pisau yang diletakkan pada pucuk bambu untuk memangkas pelepah daun pisang, ia mulai memangkas helai demi helai pelepah pisang dan mengumpulkannya. Soniah dibantu oleh seorang tukang ojek bernama Sudirman (45), yang juga membantunya mengumpulkan dan memilah daun pisang sesuai kualitasnya.
Soniah yang akrab disapa Minan Soniah (minan adalah bahasa Lampung yang berarti bibi -red), tak lagi memiliki anak yang tinggal bersamanya, karena sebagian sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta dan beberapa wilayah lain. “Saya selalu mendapat pesanan daun pisang segar dari beberapa rumah makan, pembuat otak-otak, pembuat tempe dan pembuat kue-ku basah,” terang Soniah, saat ditemui Cendana News di sela kesibukannya memetik daun pisang milik salah-satu warga di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Selasa (24/1/2017), sore.
Menurut Soniah, para pelanggannya itu sudah memesan sejak sehari sebelumnya. Sementara itu, daun pisang yang paling dicari adalah dari jenis pisang kepok, karena daunnya yang kuat, tidak mudah sobek serta lebih tebal. Daun-daun pisang yang telah dicari dan dibelinya dari pemilik kebun pisang seharga Rp. 500 per gulung itu dijualnya lagi sebesar Rp 1.000 per gulung.