

Benang menjadi sakral pada proses pewarnaan kain tenun. Karena menurut kepercayaan masyarakat Dayak, saat roh pewarna dunia bawah menyatu dengan roh pewarna dunia atas maka saat itulah benang jadi memiliki arti sakral. Oleh karena itulah, untuk menjaga animo masyarakat Dayak dalam menghasilkan tenun ikat serta untuk menghargai kebudayaan leluhur mereka maka Pastor Mensen semakin membantu masyarakat Dayak Sintang agar bisa menggali lebih dalam motif-motif tenun ikat peninggalan leluhur mereka agar bisa diproduksi kembali suatu saat nanti.

Dalam PPBI 2016 maka Kabupaten Sintang melalui Museum Kapuas Raya yang berada dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sintang Kalimantan barat coba membawa hasil-hasil tenun ikat masyarakat Sintang dalam bentuk syal. Dan hasilnya sungguh diluar ekspektasi karena baru hari pertama pameran syal tenun ikat Sintang sudah terjual sebelas lembar kepada pengunjung PPBI 2016 maupun pengunjung TMII yang singgah ke lokasi pameran PPBI.
Ibarat bunga, maka tenun ikat Sintang sudah siap mekar dan tinggal disirami air secara konsisten serta mendapat sinar matahari yang cukup maka tenun ikat Sintang akan mekar pada waktunya.
Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : Rayvan Lesilolo / Foto : Miechell Koagouw