LAMPUNG — Aktifitas ratusan nelayan di pesisir Kabupaten Lampung Timur melaut hingga kini masih bergantung pada pelabuhan pendaratan ikan (PPI) di Gading Mas Kecamatan Labuhan Maringgai. Meski menjadi pusat aktifitas nelayan di wilayah tersebut namun kondisi muara sungai yang masih digunakan setiap hari oleh para nelayan masih cukup memprihatinkan diantaranya dengan kondisi muara yang mengalami pendangkalan sehingga menyulitkan nelayan untuk mendarat. Sebagian nelayan yang masih menggunakan perahu tradisioal tersebut bahkan terpaksa menyandarkan perahunya dengan cara saling menambat pada perahu lainnya karena tidak bisa menyandar di tepian. Selain dipenuhi lumpur akibat proses sedimentasi, sebagian perahu rusak masih dibiarkan terdampar di sekitar muara.
Salah satu nelayan Labuhan Maringgai, Sodikin (34) mengaku sebagian sungai memang sudah mendapat upaya pendalaman dengan melakukan pengerukan namun akibat musim hujan yang terus terjadi sepanjang bulan Oktober ini mengakibatkan sedimentasi makin parah. Sebagian besar lumpur yang terbawa mengakibatkan sungai di lokasi muara yang digunakan untuk mendarat perahu tersebut semakin dangkal. Selain akibat lumpur sampah sampah yang dibuang oleh masyarakat berupa sampah plastik dan sampah lainnya semakin menambah volume pendangkalan.
“Material lumpur saat kering menjadi keras sehingga berubah menjadi tanah keras, namun meski basah tetap sulit digunakan nelayan karena bisa merusak lambung perahu,”ungkap Sodikin saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (23/10/2016).
Selain mengharapkan dilakukan pendalaman pintu muara nelayan sekitar berharap dilakukan penguatan tanggul di sekitar lokasi muara agar nelayan tak perlu kuatir untuk menambatkan perahunya di lokasi muara. Nelayan masih menggunakan pelabuhan perikanan gading mas sebagai salah satu pelabuhan perikanan di wilayah Timur Lampung yang juga dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan. Tempat pelelangan ikan tersebut menjadi pusat transaksi antara nelayan dan pembeli yang selanjutnya mendistribusikan ikan tangkapan nelayan ke sejumlah wilayah di Lampung dan sebagian dibawa ke Jakarta.
Selain mengharapkan perhatian untuk pendangkalan muara, nelayan sekitar berharap perhatian juga diberikan kepada bangunan TPI yang mulai tidak kondusif diantaranya dengan selokan selokan yang tak mengalir lancar. Akibatnya paska kegiatan pelelangan dan pasar ikan bau menyengat terjadi akibat air sisa pencucian ikan menggenang di sekitar lokasi. Kondisi lain diantaranya lokasi pusat pelelangan tersebut sebagian jalan yang digunakan oleh warga untuk beraktifitas sudah berlubang dan menyulitkan distribusi hasil tangkapan nelayan.
Meski menjadi pasokan kebutuhan lokal masyarakat Lampung Timur, sebagian hasil nelayan diantaranya teri menjadi bahan baku pembuatan teri kering bagi sejumlah produsen pembuatan teri kering di Lampung Selatan. Salah satunya pengrajin pembuatan teri di Kecamatan Ketapang yang memasok teri dengan jumlah sekitar 2-3 ton. Semenjak terjadi pendangkalan muara sebagian nelayan yang mencari teri dari bagan bagan di perairan Lampung Timur bahkan langsung mendaratkan perahunya di pelabuhan pendaratan ikan di Kecamatan Ketapang Lampung Selatan. Selain lebih mudah kondisi pelabuhan gading mas yang cukup ramai membuat mereka memilih mendaratkan perahunya di Lampung Selatan.