SELASA, 31 MEI 2016
AMBON—Para nelayan asal Dusun Tanah Goyang Desa Loki Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku, Selasa (31/5/2016), tampak pulang dengan hasil tangkapan ikan yang banyak.

Cara tangkap ikan dengan menggunakan bobo (perahu berjaring), sudah menjadi kerja rutin sebagian besar masyarakat asal dusun Tanah Goyang Desa Loki Kecamatan Huamual Kabupaten SBB itu, tentunya praktek tersebut adalah bentuk mengais rezki di laut lepas, demi melangsungkan hidup mereka.
Meski dengan hasil tangkapan yang banyak tersebut, tapi belum ada jaminan sepenuhnya ikan hasil tangkapan para nelayan setempat habis terjual di pasar.
Maklum hasil tangkapan mereka hanya dijual di dalam kampung dan desa tetangga saja. Bahkan ketika hasil tangkapan banyak seperti sekarang, para nelayan Tanah Goyang ini bingung, harus menjual atau memasarkan hasil tangkapan mereka ke mana.
Jaka salah satu nelayan Tanah Goyang yang diwawancarai Cendana News Selasa (31/5/2016), mengaku hasil tangkapan mereka hanya dijual di kampung setempat dan desa tetangga saja.
“Kalau mau dibawa ke Kota Ambon (Ibukota Provinsi Maluku-red) perjalanan jauh, ikan segar ini bisa jatuh harga karena lama dalam perjalanan,” terangnya.
Ia menyebut, kondisi hasil tangkapan yang banyak seperti saat ini dijual per bakul atau ember Rp50.000.
“Biasanya pembeli orang dalam kampung (Jibu-jibu), kemudian mereka jual ke kampung-kampung tetangga seperti Desa Laala, Olas, Ani dan lain-lain. Sebagian juga bawa ke Desa Hitu Kabupaten Maluku Tengah untuk diteruskan ke kota Ambon. Tapi ongkos transportasi mahal dan tentu sangat merugikan kami,” bebernya.
Jaka dan nelayan lainnya di Tanah Goyang, saat ini hanya berharap hasil tangkapan mereka ada yang datang untuk membelinya. “Ikan banya ini mau bikin bagimana (Ikan yang banyak ini mau dibuat seperti apa). Katong (kami) bingung mau jual dimana. Syukur-syukur ada yang datang beli, ya kalu tidak terpaksa dibuat jadi ikan garam, dan sisanya terpaksa kami buang,” ungkap Jaka dengan dialeg Ambon.
Untuk itu, Jaka dan para nelayan di Tanah Goyang meminta pemerintah bisa membantu mereka kaitannya memasukan perusahan atau pengusaha agar dapat membeli hasil tangkapan mereka.
“Kalau ada pengusaha yang bisa didatangkan oleh pemerintah, tentu itu sangat berarti bagi kami. Ini mata pencaharian kami keseharian demi melangsungkan hidup keluarga kami,” ucap Jaka.
Menurut Jaka, selama ini belum ada perusahaan atau pengusaha yang datang memborong ikan hasil tangkapan mereka. Sehingga dengan hasil tangkapan yang banyak tersebut sebagiannya biasanya dibagi dalam kampung juga dibuat menjadi ikan garam, bahkan dibuang.
“Kalau hasil tangkapan banyak seperti sekarang, karena takut ikan membusuk, ya kita buat untuk ikan garam,” pungkasnya.
Menyikapi hal ini, Koordinator Pemuda dan Pelajar Desa Ani, Laala , Katapang, Olas dan Tanahgoyan (ALKOTA), Husen Rumain, kepada Cendana News meminta Pemkab Seram Bagian Barat dan Pemda Provins Maluku, dapat memperhatikan nasib para nelayan lokal.
“Khususnya lagi Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat agar dapat memperhatikan nelayan lokal, terutama soal produktifitas dan pemasaran. Ini demi kesejahteraan masyarakat utamanya nelayan di kabupaten Seram Bagian Barat,” tandasnya. (Samad Vanath Sallatalohy)