KAMIS, 10 MARET 2016
Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo/ Sumber Foto: Henk Widi
LAMPUNG — Ratusan warga pesisir pantai Timur Lampung, tepatnya di Dusun Keramat Pekon Yogaloka Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan selama beberapa tahun mulai lega, setelah bisa menikmati air bersih dari bak bak penampungan yang ada di wilayah mereka.
![]() |
Bak penampungan air bersih |
Salah satu warga di Dusun Keramat, Made (50) mengaku warga yang tinggal di wilayah pesisir pantai selama ini masih memanfaatkan sumur konvensional yang digali, meskipun yang digunakan merupakan air payau, karena pemukiman warga dekat dengan Selat Sunda. Kondisi sumur yang saat ini digunakan warga bahkan sebagian kering saat musim kemarau.
“Beberapa tahun lalu warga sempat mengalami kesulitan air bersih sementara untuk kebutuhan dimusim kemarau warga sebagian harus membeli dari penjual air keliling dengan harga yang cukup memberatkan bagi kaum nelayan,”ungkap Made kepada Cendana News, di Dusun Keramat, Kamis (10/3/2016)
Kondisi kesulitan air bersih di wilayah Dusun Kenyayan mulai teratasi setelah pihak Palang Merah Indonesia (PMI) dan Danish Red Cross memberikan bantuan sebanyak empat bak penampungan dengan daya tampung ribuan kubik air bersih.
Bak penampungan air bersih yang diberikan kepada warga menurut Made tersebar di sebanyak empat titik yang berguna menyalurkan air ke perumahan warga. Empat titik bak penampungan dari plastik tersebut disalurkan dari sumber mata air menggunakan pipa. Air bersih diambil dari sumur bor yang jauh dari pemukiman warga.
“Sejak ada bantuan pipanisasi air bersih berikut bak bak penampungan kini warga sebagian besar sudah bisa menikmati air bersih yang bisa dipergunakan untuk keperluan mandi dan minum”terang Made.
Proses perawatan terhadap sarana saluran air bersih tersebut diserahkan ke pengurus yang bertugas melakukan pembagian. Warga yang memperoleh air bersih tetap membayar iuran dengan rata rata Rp.40ribu-Rp.50ribu perbulan tergantung pemakaian.
Meski sudah memperoleh bantuan bak bak penampungan dan pipa air bersih, sebagian warga mengaku masih menggunakan sumur buatan yang digunakan untuk keperluan mandi. Sementara air bersih dari bak penampungan yang telah ada sebagian besar digunakan untuk keperluan minum dan memasak.
Keberadaan saluran pipa air bersih dari bak bak penampungan menurut warga lain, Suhadi (40) sebagian belum merata dengan adanya bak penampungan yang lokasinya berada di lokasi yang sebagian besar sudah memiliki air bersih. Suhadi berharap khusus di pesisir pantai bak bak penampungan bisa ditambah karena kebutuhan air bersih sangat vital bagi warga yang tinggal di pesisir pantai.
Berada di dekat Dusun Keramat, kondisi warga di Pulau Rimau Balak yang masih berada di Kecamatan Ketapang, kesulitan air bersih bagi warga tersebut dilakukan dengan membuat penampungan untuk proses pengubahan air laut menjadi air tawar atau desalinasi air laut. Tempat penyulingan air laut yang digunakan warga dibuat dengan bak bak penampungan dan disalurkan ke sebagian warga yang tinggal di Pulau Rimau Balak.
“Sebelumnya kami mengambil air tawar bersih dari daratan Pulau Sumatera menggunakan perahu tetapi karena sekarang sudah memiliki sarana penyulingan air laut kebutuhan air bersih bisa dipenuhi,”ungkap Asmuni warga Pulau Rimau Balak.

Pulau Rimau Balak yang ditempuh dengan waktu 15 menit tersebut menurut Asmuni selalu mengalami kesulitan air bersih nyaris sama dengan Dusun Keramat yang berada dekat dengan wilayah tersebut. Namun warga mengaku bantuan dari pihak terkait untuk ketersediaan air bersih berupa fasilitas penyulingan air laut serta bak air bersih membuat kebutuhan air bersih warga bisa terpenuhi dengan baik.
Menurut Asmuni alat desalinasi yang dipergunakan warga Pulau Rimau Balak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pogram desalinasi tersebut, berupa pembangunan jaringan penyulingan air laut menjadi air bersih layak konsumsi.