Bidan Desa, Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Desa

KAMIS, 10 MARET 2016
Jurnalis : Koko Triarko / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Koko Triarko 

YOGYAKARTA — Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga semakin dituntut pemenuhannya. Namun di sisi lain, seringkali ketiadaan biaya menjadi kendala bagi warga miskin di pedesaan. Karena itu, peran Bidan Desa di Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes) menjadi sangat penting.
Bidan desa, Siti Puryanti
Ditemui di Puskedes pedukuhan Gunungsari, Sambirejo Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Kamis (10/3/2016), Bidan Desa, Siti Puryanti, AMD, Keb., mengatakan, tugas seorang bidan desa tidak hanya menangani kelahiran saja. Melainkan, juga memantau adanya kemungkinan wabah penyakit seperti demam berdarah dan sebagainya. Karena itu, kegiatan aktif turun ke desa memantau keadaan kesehatan masyarakat dan mengumpulkan data terkait juga rutin menjadi tugasnya sehari-hari.
Bidan Desa, sebenarnya merupakan kepanjangan tangan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang mudah dan murah bagi masyarakat pedesaan. Mafum diketahui, masyarakat desa yang sebagian besar berpendidikan rendah dan berpenghasilan minim, selalu kesulitan jika harus mengakses pelayanan kesehatan di kota yang biasanya jauh dan membutuhkan biaya besar. 
Namun selain itu, juga ada sebagian warga desa yang masih minim kesadaran akan pentingnya kesehatan. 
“Karenanya, tugas Bidan Desa juga meliputi penyuluhan melalui berbagai kegiatan”, katanya.
Siti menjelaskan lagi, tanggung-jawab seorang bidan desa cukup berat. Selain memiliki tugas pokok menurunkan angka kematian ibu dan anak, bidan desa juga melakukan upaya penyadaran secara perlahan dan terus-menerus terhadap dukun bayi agar tak lagi melayani pasien ibu hamil yang hendak melahirkan. 
“Caranya dengan tetap membolehkan dukun bayi merawat bayi, namun untuk kelahiran diminta untuk merujuknya ke bidan atau pelayanan kesehatan lainnya”, jelas Siti.
Dengan cara itu, lanjut Siti, dukun bayi tidak merasa disisihkan, namun tetap terarah sesuai bidang profesi dan kemampuannya. Hal ini, dilakukan juga dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan yang sudah disediakan pemerintah. 
“Cara ini ternyata sangat efektif meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Bahkan, khusus di bidang kesehatan ibu hamil dan anak, di dusun Sambirejo ini angka kematian ibu melahirkan dan bayi lahir tidak ada pada 2015 kemarin”, ungkapnya.
Sebagai Bidan Desa yang telah mengabdi sejak tahun 2009, dalam tugasnya sehari-hari Siti melayani warga di 8 pedukuhan. Medan berat desanya yang merupakan pegunungan tidak menjadi halangan. Di delapan pedukuhan itu, ada 11 Posyandu Balita dan 11 Posyandu Lansia yang juga menjadi wilayah tugasnya.
Dengan segala tugas beratnya itu, Siti mengaku perhatian pemerintah sudah cukup baik. Setiap bulannya, Siti menerima gaji dari Kementerian Kesehatan yang jumlahnya mencukupi. Bahkan, Puskedes yang menjadi klinik dan tempat tinggalnya, dibangun dengan dana bantuan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM).
Lihat juga...